Butuh Kecermatan untuk Menganalisis Data Perberasan

Butuh Kecermatan untuk Menganalisis Data Perberasan
Beras. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Sesuai data Kode HS yang terlihat impor beras 2017 sebesar 71 ribu ton, katanya, menunjukkan bukan beras medium, tetapi beras pecah, menir, sake beras dan lainnya. Data Kementerian Perdagangan juga menyebut sejak awal 2016 hingga sekarang tidak mengeluarkan izin impor beras medium.

Demikian juga data impor jagung sejak Januari 2017 hingga sekarang itu jumlahnya kecil 93 ribu ton. Itu pun impor tepung jagung, bibit, minyak dari jagung, bungkil dan lainnya.

“Pemerintah pada 2017 tidak menerbitkan izin impor jagung pakan ternak dan tidak ada impor jagung untuk pakan ternak," ujar Alhe.

Lebih lanjut Alhe juga menepis anggapan yang menyebut kesejahteraan petani terus menurun sejak empat tahun terakhir. Buktinya, dengan beberapa indikator yaitu pertama data Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional 2015 sebesar 101,59 dan naik 2016 menjadi 101,69, sedangkan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 2015 sebesar 107,45 naik 2016 menjadi 109,93. 

Kedua, sebagian besar petani tinggal di desa. Sesuai data BPS, jumlah penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2015 sebanyak 17,94 juta jiwa, sedangkan pada Maret 2016 turun menjadi 17,66 juta jiwa dan Maret 2017 menjadi 17,09 jiwa.

Ketiga data Gini Rasio di pedesaan pada Maret 2015 sebesar 0,334, sedangkan pada Maret 2016 menjadi 0,327 dan turun lagi pada Maret 2017 menjadi 0,320. "Dari data ini kan turut mengonfirmasi bahwa petani di desa semakin sejahtera," paparnya.

Di tempat terpisah, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan, guna meningkatkan kualitas data pangan, sejak dua tahun lalu kementerian yang dipimpin Andi Amran Sulaiman itu menjalin kerja sama dengan LAPAN untuk  mengembangkan teknologi satelit sebagai alat bantu dalam memantau luas dan sebaran pertanaman padi se Indonesia.

Data tabular dan spasial luas tanam dan luas panen serta standing-crop dipantau dengan citra satelit-8 LAPAN resolusi 1 pixel setara 900 m2 dan resolusi temporal 16 hari sekali. Data diolah komputerisasi sehingga minimalisir personal eror dan disajikan secara transparan bisa diakses di http://sig.pertaian.go.id

Peneliti Suropati Syndicate Alhe Laitte mengajak publik berhati-hati dalam menganalisis data beras. Sebab, kedangkalan dalam menganalisis bisa berdampak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News