Butuh Kepemimpinan Kuat Urai Rantai Korupsi
Yang Dilakukan Trio Macan Birokrat-Politisi-Pengusaha
Minggu, 05 Juni 2011 – 06:13 WIB
Dia lantas memaparkan, model kerjasama melakukan korupsi politik yang biasa dilakukan trio macan tersebut. Sebagai pemegang kuasa anggaran, komunikasi awal biasa terjadi lebih dulu antara birokrat dan pengusaha. Selanjutnya, keberadaan politisi terutama yang ada di DPR otomatis akan dipakai birokrat dan pengusaha untuk meloloskan kebijakan program yang akan dijalankan.
Rapat dengar pendapat umumnya dijadikan sarana negoisasi dan membuat deal-deal dalam mengeruk uang negara. "Inilah sebagian model rantai mafia anggaran tersebut," ujarnya.
Langkah memanfaatkan politisi di parlemen oleh birokrat dan pengusaha itu dibenarkan oleh pengamat ekonomi ECONIT Hendri Saparini. Dia juga mengungkapkan, bahwa realitas politik parlemen terkait anggaran memang memiliki kekhasan tersendiri. "Kalau soal anggaran, semua partai sepertinya koalisi, tidak ada yang oposisi," tandasnya.
Terkait efek jera, Saparini juga sepakat bahwa penindakan tegas terhadap pelaku korupsi itu sangat penting. Namun, hal tersebut tetap harus dibarengi dengan merubah sistem yang membuka ruang melakukan korupsi. "Kita harus tetap optimis bisa melawan korupsi, shock therapy dengan sanksi berat itu penting, tapi jangan berhenti di situ," imbuhnya.
JAKARTA - Korupsi politik di Indonesia dianggap makin menjadi-jadi, belakangan ini. Selain pembenahan sistem pendanaan partai politik, Kepala Divisi
BERITA TERKAIT
- Menteri Hukum Lantik Widodo Jadi Dirjen AHU, Tekankan Supremasi Hukum yang Transparan
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Masih Terima Endorsement Meski Sudah Jadi Pejabat Negara, Raffi Ahmad: Kan Enggak Ada Larangannya
- Anak Muda Indonesia Pendiri Desa Bumi Jadi Pembicara di Diskusi PBB