Butuh Kerja Keras Untuk Bisa Tinggal Lebih Lama di Australia
Melinda menyambut baik rencana pemerintah Australia yang hendak menambah kuota peserta program WHV dari Indonesia, meski hingga saat ini pemerintah Australia belum menjelaskannya secara terperinci.
"Menurut saya ini bagus-bagus saja, karena artinya Indonesia lebih diakui Australia dan kita tidak kalah saing dengan Jepang, Taiwan, Korea, yang tidak ada kuotanya."
Pengamat Indonesia dari Indonesia Insitute di Perth Ross Taylor merespon positif rencana pemerintah Australia ini mengingat begitu populernya program tersebut.
"Saat proses pendaftaran dibuka 28 Agustus lalu, kuota 1.000 pendaftar langsung terisi dalam waktu tujuh jam," ujar Ross Taylor, Presiden Indonesia Institute saat dihubungi ABC Indonesia.
Tapi Ross mengaku jika proses pendaftarannya masih terlalu berbelit dan mahal.
"Pemohon harus mnenyediakan surat pendukung dari pejabat imigrasi Australia dan memiliki uang $5.000 [lebih dari Rp 50 juta] di rekening bank mereka," katanya.
"Banyak pemuda Australia sendiri tidak memiliki $5.000 yang tidak dipakai di rekening mereka."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata