Butuh Lima Kali Percobaan Untuk Hasil Sempurna
Senin, 27 Januari 2014 – 06:03 WIB
Vina memang bukan pelukis pasir perempuan pertama di Indonesia. Pada 2011 pelukis pasir Niar Lazza tampil pada pembukaan galeri seniman lokal di Bali. Dia membawakan cerita Everybody Hurts yang didedikasikan untuk korban bom Bali. Meski begitu, tidak bisa dimungkiri bahwa seni lukisan pasir semakin dikenal orang setelah aksi Vina di layar kaca.
"Dia (Denny) yang mengajari aku sampai bisa seperti sekarang. Bahkan, kami sering diskusi dan mencoba media-media lain untuk dibuat sebuah art," ungkapnya.
Untuk sekali pertunjukan, Vina membutuhkan sedikitnya lima kali percobaan agar hasilnya sempurna. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tema dan membuat cerita. Setelah itu, membuat sketsa di atas kertas, sebelum mencobanya menggunakan pasir.
Saat mengaplikasikan sketsa ke dalam pasir, kadang Vina merasa kurang puas. Dia harus mengulang dari awal. Menurut dia, tekanan terbesar melukis pasir ada pada proses perencanaan. Apalagi, Vina selalu menampilkan tema baru dalam setiap pertunjukan. Dia tidak pernah mengulang cerita.
Nama Vina Candrawati berkibar berkat kiprahnya di ajang pencarian bakat yang tayang di layar kaca. Dia memperkenalkan model kesenian yang unik: lukisan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala