Butuh Lima Kali Percobaan Untuk Hasil Sempurna
Senin, 27 Januari 2014 – 06:03 WIB
Selain persiapan, kendala teknis di atas panggung bisa menjadi masalah. Misalnya, jika udara di dalam gedung lembap, pasir tidak bisa jatuh dengan sempurna. Jika tampil di outdoor, angin yang terlalu kencang juga bisa mendatangkan masalah. Vina harus ekstrahati-hati menaburkan pasir.
"Aku pakai pasir silika karena berat jenisnya pas waktu dijatuhkan. Butirannya juga nggak terlalu besar. Jadi, bisa detail untuk melukis. Pernah nyoba pasir pantai, tapi nggak bisa karena butirannya terlalu besar," tutur Vina.
Vina mengatakan, orang-orang biasanya lebih mudah memahami cerita yang disampaikan dari lukisan pasir daripada lukisan cat. Sebab, alur lukisan pasir ditunjukkan dalam bentuk gambar bergerak. Meski begitu, ada juga kekurangannya. Yakni, lukisan pasir hanya bisa dinikmati melalui video. Selain itu, warna yang digunakan monokrom karena hanya menggunakan pasir satu warna.
Vina mengatakan, sebenarnya bisa saja menggunakan pasir beraneka warna. Namun, ketika berganti scene, otomatis pasir-pasir itu berbaur menjadi satu dan warnanya tidak terlihat. "Makanya, pakai satu warna, jadi lebih terlihat klasik," kata perempuan yang sudah menghasilkan 150 video lukisan pasir tersebut.
Nama Vina Candrawati berkibar berkat kiprahnya di ajang pencarian bakat yang tayang di layar kaca. Dia memperkenalkan model kesenian yang unik: lukisan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala