Butuh Proses Panjang Bersihkan Masjid dari Radikalisme
jpnn.com, JAKARTA - Dewan Penasihat Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Agus Muhammad mengatakan, mengubah sesuatu yang radikal menjadi tidak radikal bukan pekerjaan sederhana.
Secara khusus dia menyoroti 41 masjid milik pemerintah yang terindikasi terpapar radikalisme.
Hal itu sesuai dengan hasil penelitian terhadap 100 masjid milik pemerintah di Jakarta pada 2017 lalu.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis isi kotbah Jumat empat kali berturut-turut dalam rentang 29 September-20 Oktober 2017.
“Radikalisme isu sensisif di satu sisi, di sisi lain kompleks. Karena itu, pendekatan dan inisiasi kita harus benar-benar fixed dan hati-hati terhadap masjid, jemaah, khatib. Itu penting agar jangan sampai melahirkan masalah baru,” kata Agus, Rabu (28/11).
Agus menjelaskan, survei yang dilakukan P3M pada tahun lalu berdasarkan isi kotbah Jumat, bukan takmir atau penceramah.
Survei itu dilakukan dengan mengutus relawan untuk merekam kotbah dalam bentuk rekaman audio visual dan video.
“Jangan sampai masjid-masjid itu dilepas bagitu saja dari pengendalian pemerintah. Istilahnya, jangan sampai masjid diperlakukan seperti toilet. Airnya jalan, lantai bersih, semua berfungsi baik, tapi tidak peduli siapa yang memakai, bagaimana cara memakainya,” tambah Agus. (jos/jpnn)
Agus Muhammad mengatakan, mengubah sesuatu yang radikal menjadi tidak radikal bukan pekerjaan sederhana.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Ganjar Pranowo: Saya Resah dengan Kondisi Ini
- Anak-anak Ikut Demo dan Terpapar Radikalisme, Pak Ganjar Minta KPAI Lebih Garang
- Kaum Milenial Harus Kritis, Jangan Terhasut Kelompok Radikal
- Mahfud MD: Teroris Tidak Hanya ada di Islam, Semua Agama Punya
- Di Acara HUT ke-22 PKPI, Diaz Hendropriyono: Vaksinasi Covid-19 Harapan Bagi Indonesia
- Datangi Kampus UMSU Medan, Komjen Boy Rafli Sampaikan Hal Ini ke Dosen dan Mahasiswa