Butuh Rp 150 Triliun, Pindahkan Ibukota Negara
Minggu, 20 Januari 2013 – 07:09 WIB
Andrinof mengatakan Rp 150 triliun dalam sepuluh tahun atau Rp 15 triliun per tahun merupakan jumlah yang kecil dibandingkan manfaat jangka panjang yang akan diperoleh dengan mendirikan ibukota baru berkelas dunia. "Bandingkan saja dengan kerugian akibat macet di Jakarta yang mencapai Rp 45 triliun lebih per tahun itu," katanya.
Tapi, dia mengaku sudah pesimistis gagasan pemindahan ibukota akan dikonkretkan dalam masa pemerintahan periode sekarang. Dengan nada menyindir, Andrinof menyebut kepemimpinan sekarang masih tidak melihat masalah besar yang menanti di depan mata dengan tidak segera memutuskan kebijakan. "Apa boleh buat. Kita harus menoleh lagi ke penguasa baru di tahun 2014," ujar Andrinof.
Secara terpisah, dukungan pemindahan ibukota juga datang dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. "Dengan sering terjadinya banjir yang melumpuhkan ibukota Jakarta, maka saatnya untuk dipertimbangkan pemindahan ibukota ke tempat lain," katanya.
Menurut dia, lokasi yang tergolong ideal adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Bahkan, pemindahan ibukota dari Jakarta ke Palangkaraya sudah diproyeksikan oleh Presiden pertama Bung Karno. (pri)
JAKARTA--Untuk menjadikan gagasan pemindahan ibukota negara ke luar Jakarta tidak sebatas wacana, diperlukan dana setidaknya Rp 150 triliun. Tanpa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Perkuat Kolaborasi ZIS di ASEAN, ICONZ ke-8 Hasilkan 5 Resolusi Strategis
- Parlemen Indonesia-Mesir Sepakat Dukung Kemerdekaan Palestina
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- 5 Berita Terpopuler: KemenPAN-RB Punya Info Terbaru, Dirjen Nunuk Bergerak Urus Guru Honorer, tetapi Masih Proses
- Chandra Soroti Arah Kebijakan Amnesti 44 Ribu Narapidana Era Prabowo
- Sakti Wahyu Trenggono Masuk Kategori Menteri Terbaik Versi LPI