Buwas: Bandar Narkoba Harus Dihukum Mati
JAKARTA – Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso menegaskan, bandar narkoba jangan hanya dimiskinkan. Kalau perlu, kata Buwas, mereka harus dihukum mati.
“Karena mereka kan peluru yang membunuh generasi muda,” tegas Buwas saat menghadiri rilis pengungkapan narkoba dalam Operasi Nila Jaya oleh Polda Metro Jaya, Rabu (9/9) ketika Buwas masih menjadi Kabareskrim Polri.
Dia menegaskan, tidak ada lagi pengampunan bagi bandar narkoba. Sebab, narkoba sudah menjadi permasalahan bangsa yang perlu proaktif dan agresif memberantasnya. “Mereka (bandar) harus dihukum maksimal,” kata jenderal bintang tiga ini.
Dia menegaskan, penindakan narkoba harus dilakukan secara massif. Seperti diketahui, jajaran Polda Metro Jaya berhasil membongkar sindikat jaringan internasional. Ratusan kilogram sabu-sabu dan ribuan butir ekstasi berhasil diamankan dalam Operasi Nila Jaya yang berlangsung selama dua pekan terakhir.
"Dalam operasi Nila Jaya ini kami mengungkap peredaran narkotika di 13 tempat kejadian perkara di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara. Paling banyak di Jakarta Barat," kata Direktur Reserse Narkotika Polda Metro Jaya Komisaris Besar Eko Daniyanto, saat rilis di Mapolda Metro Jaya, Rabu (9/9).
Dijelaskan Eko, dalam operasi itu jajaran Polda berhasil menyita 115 kilogram sabu dan 5.450 butir ekstasi. Tak cuma itu, sebanyak 23 pelaku diamankan. "Mereka diduga sebagai kurir," kata Eko. (boy/jpnn)
JAKARTA – Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso menegaskan, bandar narkoba jangan hanya dimiskinkan. Kalau perlu,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bencana di Sukabumi Pengaruhi Jumlah Wisatawan Saat Nataru
- Anggap Muslim di Indonesia Paling Beruntung, Kepala BPIP Sebut Setiap WNI Terlahir jadi Capres
- Kecam Survey OCCRP yang Serang Jokowi, Golkar Singgung PDI Perjuangan
- Polda Papua Pecat 26 Polisi Selama 2024, Salah Satunya Sudah Bergabung dengan KKB
- Situs Megalitik Gunung Padang Diusulkan Jadi Warisan Dunia UNESCO
- Polri Moncer di 2024, Edi: Tetap Dibutuhkan Pengawasan yang Kuat