Buwas: Kalau Clear Pengedar, Arahkan Peluru ke Dadanya!
”Teknologi scanner kita di pelabuhan-pelabuhan juga kurang canggih. Sehingga narkotika dalam jumlah besar bisa disisipkan dalam mebel, tiang pancang, atau barang-barang proyek lain,” jelas jenderal bintang tiga tersebut.
Memiliki 173 media cetak, 43 media elektronik, dan 21 manufaktur, JPG menurut Buwas akan mengambil peranan penting dalam perang melawan narkotika.
”Di daerah peredaran narkotika juga canggih. Seperti di Gorotalo, dimana saya pernah jadi kapolda di sana. Sosialisasi akan bisa dilakukan dengan maksimal oleh media yang berbasis di sana seperti yang ada dalam jaringan Jawa Pos,” paparnya.
Perang melawan narkotika menurut mantan kabareskrim itu tidak boleh dilakukan setengah-setengah.
Karena korban meninggal setiap hari mencapai 50 orang. Dan jutaan lainnya kini kecanduan.
”Ini bahaya yang lebih besar dari terorisme sekalipun. Kita bisa mengalami lost generation jika tidak mampu menanggulangi,” tandasnya.
Azrul Ananda, presiden komisaris JPG, sepakat dengan Buwas. Narkotika adalah bahaya terbesar yang dihadapi Indonesia.
Pria yang concern pada anak muda itu menyatakan semua aktivitas untuk membangun generasi yang lebih baik akan rusak karena narkotika.
Peredaran narkotika sudah sampai pada tahapan yang sangat mengkhawatirkan.
- BSI Sedang Asyik Melayani ASN di Dalam Mes, Brak! Datang Tamu Tak Diundang
- Waspada Peredaran Jamu Kunyit Narkoba
- Selamat, Kanwil Bea Cukai Jateng DIY Terima Penghargaan Insan P4GN dari BNNP Jawa Tengah
- Bea Cukai dan Polres Siak Gagalkan Penyelundupan 2,6 Kg Sabu-Sabu, 2 Orang Diamankan
- BNN: Sulsel Darurat Narkoba Urutan Kelima di Indonesia
- Mayjen Yusri Nuryanto Ungkap Jumlah Anggota TNI Terlibat Narkoba Selama 2022-2024