Buya Hamka, Pahlawan Nasional yang Menolak Dimakamkan di TMP Kalibata

jpnn.com, JAKARTA - Haji Abdul Malik Karim atau lebih dikenal dengan sapaan Buya Hamka, memiliki jasa yang besar bagi bangsa Indonesia.
Sebagai ulama dan sastrawan yang dikagumi semua kalangan, Buya Hamka diangkat pemerintah sebagai Pahlawan Nasional.
Namun, dia tdak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, dan memilih dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir.
Saat Buya Hamka meninggal, bahkan sudah ada tiga ambulan yang menunggu, yaitu dari Yaysan Bunga Rampai, Rumah Gadang, dan pemeritah.
"Keluarga memilih untuk menggunakan ambulan dari Rumah Gadang dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, sesuai pesan Buya," kata Ali Akbar Hasyemi, cicit Buya Hamka di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Akbar, Buya Hamka memilih dimakamkan di TPU Tanah Kusir agar bisa dekat dengan masyarakat dan dikunjungi kapan saja.
"Kalau untuk ziarah ke TMP Kalibata harus melewati berbagai proses perizinan," tuturnya.
Perjuangan Buya Hamka yang begitu besar dalam dunia Islam Indonesia adalah sebagai pemdiri Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Haji Abdul Malik Karim atau Buya Hamka, pahlawan nasional yang menolak dimakamkan di TMP Kalibata.
- Soeharto Memenuhi Kriteria Jadi Pahlawan Nasional, tetapi Terganjal Hal Ini
- Anak Ungkap Titiek Puspa Sempat Minta Dimakamkan di Tempat Ini
- Anak Titiek Puspa Ungkap Alasan Keluarga Pakai Baju Putih di Pemakaman Sang Ibunda
- SMSI Gelar Seminar Nasional, Tunda Usulkan RM Margono Djojohadikusumo Jadi Pahlawan
- Titiek Puspa Sempat Membaik Sebelum Meninggal Dunia
- Kerabat hingga Masyarakat Ikut Antar Jenazah Titiek Puspa ke Peristirahatan Terakhir