Cabai dan Bawang Turun Harga
jpnn.com, SURABAYA - Jika biasanya menyambut Hari Raya Idul Adha harga komoditas bakal naik, untuk tahun ini berbeda. Beberapa komoditas malah turun, bahkan ada yang hampir menyentuh angka 50 persen.
Salah satunya harga cabai di Pasar Pucang Anom, Surabaya. Kemarin cabai rawit turun 44 persen dibanding dua hari sebelumnya. Dari Rp 25 ribu menjadi Rp 14 ribu. Cabai merah melorot dari Rp 20 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram.
Bawang merah dan bawang putih juga mengalami penurunan. Bawang merah sebelumnya sekitar Rp 27 ribu-Rp 30 ribu. Kemarin harganya melorot menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Bawang putih dari Rp 23 ribu menjadi Rp 21 ribu per kilogram. ''Turunnya kompak, dari pemasok sudah dapat harga segitu,'' ucap Muriza, salah seorang pedagang di Pasar Pucang Anom.
Pada musim Idul Adha tahun lalu, harga komoditas seperti cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, telur, dan ayam cenderung naik. Harga terkerek 10-30 persen dari harga normal.
Meski demikian, fenomena kenaikan juga terjadi. Namun, selisihnya tidak terlalu besar. Misalnya, telur ayam. Sehari sebelum Idul Adha harganya Rp 20 ribu per kilogram. Kemarin harganya naik seribu rupiah. Meski begitu, harga telur ayam masih di bawah harga acuan pemerintah, yakni Rp 22 ribu.
Begitu juga dengan daging ayam broiler. Harga per kilogramnya berada di kisaran Rp 34 ribu-Rp 35 ribu. Padahal, sehari sebelumnya harganya di level Rp 33 ribu-Rp 34 ribu.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi kenaikan harga pada momen-momen tertentu. Pendistribusian dari hulu hingga hilir diawasi lebih ketat. ''Selain itu, dipengaruhi kondisi komoditas itu sendiri,'' paparnya.
Pemerintah pusat hingga daerah turun untuk memantaunya. Tujuannya, memastikan konsumen mendapatkan harga terbaik. Menurut Wiwiek, melimpahnya stok beberapa bahan pokok juga menjadi salah satu faktor turunnya harga. Cuaca yang baik mendukung panen melimpah.
Untuk daging dan telur ayam, Wiwiek mengakui masih bergejolak. Dia menyebutkan, harga naik sejak dari peternak. Salah satu pemicunya pakan yang terus naik dan bibit ayam yang masih mahal. ''Tapi, syukur harganya di bawah harga acuan pemerintah,'' paparnya.
Wiwiek menambahkan, kini disdag sudah menjalin komitmen dengan produsen dan pemasok bahan pokok. Saat terjadi kenaikan, mereka mau membantu menyediakan barang yang terjangkau untuk masyarakat. ''Masyarakat tetap bisa mendapatkan alternatif bahan pokok itu dengan harga yang wajar,'' tuturnya. (gal/c15/dio)
Bawang merah sebelumnya sekitar Rp 27 ribu-Rp 30 ribu. Kemarin harganya melorot menjadi Rp 20 ribu per kilogram
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BRI Insurance Hadirka Perlindungan di Liburan Natal dan Tahun Baru
- INALUM Raih Pencapaian Tertinggi Dalam Produksi & Penjualan Aluminium
- Inovasi Pelumas Baru EMLI Diklaim Mampu Bersaing Secara Global
- Beri Kemudahan Pelanggan, ASDP Meluncurkan Fitur Pengiriman E-Tiket via WhatsApp
- Nasabah PNM Mekaar Asal Lampung Raih Penghargaan Aksi Nyata Bela Negara
- Tingkatkan Kenyamanan Konsumen, ASDP Sesuaikan Kebijakan Penalty Refund dan Reschedule Ferizy