'Cabe-cabean' Biasa Beri Layanan Seksual di Balapan Liar

KPAI Dorong Pemrov Maksimalkan Jam Wajib Belajar

'Cabe-cabean' Biasa Beri Layanan Seksual di Balapan Liar
Sejumlah remaja cewek yang biasa ikut meramaikan aksi balapan liar di Jakarta. FOTO: Thomas/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Fenomena cabe-cabean atau remaja putri yang terlibat dalm aksi balap liar di tengah malam disinyali rmakin marak. Karena itu Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menanyakan kelanjutan jam wajib belajar yang pernah digembar-gemborkan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. 

Ketua Satgas Perlindungan Anak KPAI Ihsan menyatakan, fenomena "cabe-caeban" menjadi pekerjaan rumah pemprov untuk menyukseskan program jam wajib belajar. Sebab, rata-rata remaja putri yang ikut dalam kelompok cabe-cabean adalah pelajar SMA/SMK. Jika fenomena ini dibiarkan, akan merusak mental pejakar ibu kota. 

"Karena itu pemprov harus lebih maksimal dalam menerapkan jam wajib belajar supaya tidak ada siswa yang nongkrong tengah malam," kata Ihsan kemarin (14/12). 

Istilah cabe-cabean menang makin ngetren di kalangan anak muda jakarta. Yang menyebutnya sebagai singkatan: cewek alay bisa (maaf) diew#k. 

bahkan berdasarkan informasi yang dihimpun, "cabe-cabean" juga dijadikan taruhan, mirip piala bergilir. Pemenang balap liar bisa mendapatkan pelayanan seksual daro "cabe-cabe" itu.

Ihsan menjelaskan, banyak orang tua dan masyarakat yang belum mengetahui istilah "cabe-cabean" tersebut. Padahal fenomena itu berdampak sangat buruk. Remaja putri bisa terjerumus dalam pergaulan bebas, kriminalitas dan prostitusi. 

"Kita biasanya ribut kalau sudah ada remaja yang hamil, diperkosa dan terperosok dalam pergaulan bebas. Nah, sebelum itu terjadi kita harus berbuat sesuatu," ucap Ihsan. (fai/oni/mas)

JAKARTA - Fenomena cabe-cabean atau remaja putri yang terlibat dalm aksi balap liar di tengah malam disinyali rmakin marak. Karena itu Komisi Perlindungan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News