Cabe 'Melambung' tak Dihitung Inflasi
Senin, 10 Januari 2011 – 21:50 WIB

Cabe 'Melambung' tak Dihitung Inflasi
Purbaya bahkan mengatakan, meski alasan pemerintah adalah soal iklim yang diklaim makin parah, maka tidak perlu pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal khusus untuk menanganinya.
"Lebih baik urusi dulu program-program yang sudah ada namun belum berjalan maksimal. Jangan buat program-program baru tapi prosesnya tidak ada yang jalan. Saya nilai, selama ini program dibidang pertanian masih tidak jelas prosesnya. Mulai produksi, pupuk, pengairan, pembebasan tanah, kalau diatas kertas pemerintah sudah paham tapi riilnya tidak,’’ tegas Purbaya.
Pengamat ekonomi, Hendri Saparini juga berpandangan yang sama. Menghilangkan cabe dari perhitungan inflasi katanya bukan langkah yang tepat. Karena meski bukan kebutuhan barang pokok, cabe di Indonesia di konsumsi cukup besar dan melibatkan industri masyarakat kecil yang besar juga.
‘’Wacana untuk menghilangkan cabe dari keranjang inflasi itu sudah di berikan World Bank tahun 2005. Tapi komoditas setiap negara itukan berbeda-beda. Di negara maju mungkin cabe bukan komoditi utama tapi kondisi tersebut berbeda dengan Indonesia. Jadi tidak boleh sekalipun pemerintah mengeluarkan cabe dari keranjang inflasi,’’ tegas Hendri.
JAKARTA - Saat harga cabe mulai selangit, beredar isu pemerintah sedang berencana mengeluarkan "si pedas" dari perhitungan inflasi. Alasannya,
BERITA TERKAIT
- Ciputra School of Business Makassar Gelar Pelatihan Pengelolaan Keuangan bagi UMKM
- TelkomGroup Perkuat Aksi ESG GoZero lewat 'Jejak Hijau Srikandi'
- Tingkatkan Konektivitas Nasional, Pelita Air Sambut Kedatangan Armada ke-13 Airbus A320
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- Dairy Champ Perluas Potensi Wirausaha di Indonesia lewat Program Ibu Juara
- Kuartal I 2025, Laba Bersih BTN Naik Jadi Sebegini