Cabut Gigi ala Sarwono
Momen cabut gigi itu terbukti menjadi salah satu momen paling ikonis dalam sejarah reformasi. Setelah pernyataan itu makin banyak politisi yang berani mengungkapkan tuntutan agar Soeharto mundur.
Pada akhirnya, Harmoko yang menjadi ketua DPR-MPR saat itu pun ikut menyuarakan tuntutan agar Soeharto mundur. Harmoko menjadi salah satu menteri yang dianggap setia kepada Soeharto.
Ketika Harmoko ikut menyerukan tuntutan itu, Soeharto pun menyadari waktunya sudah habis. Empat hari setelah wawancara Sarwono tentangcabut gigi, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
Pada masa itu Sarwono mewakili genre baru politisi sipil Golkar yang mengambil jalan lurus dan sederhana dalam kiprah politiknya. Ia menjadi contoh pejabat yang tidak bergelimang harta.
Di masa senjanya ia hidup sederhana. Kabarnya Sarwono tidak punya rumah pribadi sampai akhir hayatnya.
Sarwono adalah suara moral. Meskipun menjadi bagian dari rezim, Sarwono tetap berani menjadi pelopor untuk menyuarakan tuntutan agar Soeharto mengundurkan diri. Tidak banyak politisi yang hidup konsisten dengan idealisme seperti Sarwono.
Saat ini, ketika bangsa Indonesia memperingati 25 tahun reformasi, muncul banyak refleksi mengenai arah perjuangan reformasi yang sudah melenceng. Tujuan utama reformasi ialah menghapuskan korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN yang menggerogoti tubuh pemerintahan seolah penyakit kanker stadium empat yang sulit disembuhkan.
Penyakit itulah yang sekarang ditengarai tengah kambuh dengan stadium yang lebih buruk. Meminjam analogi Sarwono, saat ini yang diperlukan bukan menambal gigi, tetapi mencabut gigi supaya tumbuh gigi baru yang sehat.
Sarwono tetap hidup sederhana sampai masa senjanya. Kabarnya dia tidak punya rumah pribadi sampai akhir hayatnya.
- Gerbong Nusantara: Jokowi Mewariskan Kebijakan yang Menyusahkan Rakyat
- Siapkan Jersey Buat Nonton Timnas Indonesia di Stadion, Jokowi Berharap Skuad Garuda Menang Tebal
- Andre Rosiade Bertemu Jokowi Menjelang Pertandingan Antara Timnas Indonesia Vs Laos
- PPP Terbuka Menerima Jokowi Bergabung, Tetapi Harus Sesuai Aturan
- PDIP Pimpin Jakarta, Pengamat: Prabowo Harus Kerja Ekstra
- Cawagub Jabar Temui Jokowi di Solo, Ini Salah Satu Isi Pembicaraan