Cabut Zona Larangan Terbang di Libya
DK PBB Mulai Bahas, Rusia Siapkan Draf Resolusi
Minggu, 23 Oktober 2011 – 06:14 WIB

Cabut Zona Larangan Terbang di Libya
Karena itulah, tutur dia, tidak ada lagi alasan bagi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk memblokir zona terbang Libya. NATO pun tak perlu lagi melancarkan aksi militer atau serangan udara karena seluruh wilayah Libya sudah berada di bawah kendali penuh NTC.
Sejumlah informasi menyebutkan bahwa NATO mungkin akan mengakhiri misi di salah satu negara di kawasan Gurun Sahara tersebut akhir bulan ini. Tepatnya, pada 31 Oktober nanti.
"Perubahan krusial telah terjadi di Libya. Saat ini, kita hanya tinggal menantikan deklarasi kemenangan pemerintahan yang baru. Maka, sudah waktunya, semua (misi NATO) berakhir. Termasuk, pencabutan ketentuan zona larangan terbang," seru Churkin. Dengan begitu, otoritas udara Libya akan kembali ke tangan pemerintahan Libya dan dikelola oleh sipil.
Menanggapi proposal Rusia itu, Dubes Prancis untuk PBB Gerard Araud dan Dubes Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant menyatakan bahwa pihaknya perlu berkonsultasi dengan NTC selaku pemerintahan transisi di Libya. Mereka beralasan, pemerintahan baru di Libya harus terlibat dalam keputusan penting tersebut. Dengan demikian, serah terima otoritas udara dari NATO ke NTC bisa berjalan lancar.
NEW YORK - Tewasnya mantan pemimpin Libya Muammar Kadhafi membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mempertimbangkan rencana mencabut zona larangan
BERITA TERKAIT
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza