Cadangan Devisa Melejit, Masih Bisa Jadi Tumpuan Rupiah Hari Ini?
jpnn.com, JAKARTA - Rupiah hari ini bergerak menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 14.210 per USD.
Namun, kurs rupiah hari ini berpotensi melemah karena imbal hasil surat utang AS.
Posisi penutupan perdagangan sebelumnya rupiah bertengger di angka Rp 14.217 per USD.
"Penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD kemungkinan akan tertahan hari ini, dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS mengantisipasi tapering," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjandra saat dihubungi di Jakarta, Jumat (8/10).
Menurut Ariston, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah naik ke kisaran 1,59 persen, level tertinggi sejak 17 Juni 2021. Kenaikan yield itu bisa mendorong penguatan USD.
"Pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS versi pemerintah, yang akan dirilis malam ini, yang diprediksi lebih bagus dari ekspektasi," ungkapnya.
Ariston menyebut, data tenaga kerja menjadi pertimbangan utama bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) untuk mengubah arah kebijakan moneternya di samping tingkat inflasi.
Namun di sisi lain, membaiknya pemulihan ekonomi Indonesia mampu menahan rupiah hari ini.
Membaiknya pemulihan ekonomi Indonesia, besarnya angka cadangan devisa, dan harga komoditas yang tinggi mampu menahan pelemahan rupiah hari ini .
- Kadin Apresiasi Kebijakan Tarif PPN 12% Hanya untuk Barang dan Jasa Mewah
- Pemerintah Bakal Sediakan Rp 20 Triliun untuk UMKM hingga PMI
- 5 Strategi Bisnis BNI Menghadapi Tantangan Perekonomian 2025
- Menko Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir Tahun Cetak Transaksi Rp 71,5 Triliun
- Meraih Peluang Ekonomi di Tahun 2025
- F-PAN Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Mengatasi 10 Tantangan Ekonomi di 2024