Cadangan Devisa Melorot, Posisi Utang Indonesia Aman?
![Cadangan Devisa Melorot, Posisi Utang Indonesia Aman?](https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/watermark/2021/05/07/IMG_20210507_151751.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 menurun menjadi sebesar USD 137,5 miliar.
Adapun pada Mei cadangan devisa sebesar USD 139,3 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.
Namun, menurut Erwin, posisi cadangan devisa pada bulan lalu tersebut tetap tinggi.
"Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," beber Erwin.
BI menilai bahwa cadangan devisa bulan saat ini tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, Erwin menuturkan bank sentral memandang cadangan devisa akan tetap memadai, yang didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sebelumnya, BI mencatat utang luar negeri pemerintah mencapai USD 194,1 miliar pada April 2023, relatif stabil dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD 194 miliar.
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 melorot menjadi sebesar USD 137,5 miliar. Utang Indonesia apa kabar?
- PP GPA Minta KPK Tetapkan Tersangka Aktor Dugaan Korupsi CSR BI
- Pandu Sjahrir Wakili Danantara Bahas Program 3 Juta Rumah di BI, Perannya Masih Rahasia
- BI Tambah Insentif Likuiditas Makropudensial untuk Bank Penyalur Kredit Perumahan
- BI Bakal Kucurkan Likuiditas Senilai Rp 80 Triliun Demi Program 3 Juta Rumah
- Usut Kasus Korupsi CSR, KPK Periksa Pihak BI hingga OJK
- Menimbang Peluang & Risiko Perang Dagang AS-China bagi Indonesia