Cadangan Devisa Menyusut, BI Anggap Masih Aman
jpnn.com, JAKARTA - Cadangan devisi Indonesia hingga akhir September 2018 lalu mencapai USD USD 114,8 miliar.
Angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang sebesar USD 117,9 miliar.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan menjelaskan, penurunan cadev pada September 2018 terutama dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah.
’’Juga masalah stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,’’ kata Junanto, Minggu (7/10).
Meski demikian, Junanto memastikan besaran cadev saat ini masih aman. Posisi tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Jumlah cadev juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Pihaknya menilai cadev itu mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
’’Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik serta kinerja ekspor yang tetap positif,’’ kata Junanto.
Cadangan devisi Indonesia hingga akhir September 2018 lalu mencapai USD USD 114,8 miliar.
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat
- Bicara Cadangan Devisa Era Prabowo, Arief Poyuono Singgung Era Mulyono