Cadangan Devisa Tinggal USD 51 miliar
Depresiasi Rupiah Ganjal Ekspektasi Penurunan BI Rate
Kamis, 06 November 2008 – 09:57 WIB
JAKARTA - Upaya penguatan nilai tukar rupiah melalui intervensi pasar Bank Indonesia (BI) telah menguras cukup banyak cadangan devisa. Hingga akhir Oktober, cadangan devisa tinggal sekitar USD 51 miliar. Jumlah tersebut jauh berkurang dibanding posisi 29 September yang masih mencapai USD 57,1 miliar. "Cadangan devisa akhir Oktober USD 51 miliar," kata Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono usai seminar tentang Krisis Ekonomi Global yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia di Gedung BI, Jakarta, Rabu (5/11). Seperti diketahui, inflasi Oktober sudah melandai di posisi 0,45 persen. Seharusnya BI bisa menghentikan pengetatan kebijakan moneter. Namun kini BI memang masih harus dihadapkan pada upaya penguatan nilai tukar rupiah.
Dengan demikian, dalam satu bulan, cadangan devisa sudah berkurang sekitar USD 6,1 miliar. BI juga akan mempertimbangkan nilai tukar rupiah pada posisi BI rate yang diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini (6/11).
Baca Juga:
Ini karena kegiatan ekonomi dan harga komoditas sudah mulai turun. Sehingga inflasi diharapkan sudah mulai terjaga. BI kini melihat seberapa besar dampak depresiasi rupiah terhadap imported inflation. "Satu-satunya dampak adalah nilai tukar. Namun perkiraan kita, dampak nilai tukar ini tidak sebesar perkiraan yang semula terhadap imported inflation. Ini karena impor juga menurun," kata Hartadi.
Baca Juga:
JAKARTA - Upaya penguatan nilai tukar rupiah melalui intervensi pasar Bank Indonesia (BI) telah menguras cukup banyak cadangan devisa. Hingga akhir
BERITA TERKAIT
- Awal Tahun Harga Cabai Rawit Merah Meroket jadi Rp 117 Ribu Per Kilogram
- Jembatani Kebutuhan Diaspora, Master Bagasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025 Turun Tipis, Berikut Daftarnya
- Realisasi APBN untuk Subsidi BBM hingga Listrik 2024 Capai Rp 434,3 Triliun
- Pemkab Sukoharjo Sebut 7.000 Lowongan Kerja Siap Menampung Eks Karyawan Sritex
- Pakar Dorong Apple Segera Bangun Pabrik di Indonesia