Cak Nun dan Firaun
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Para naga itu selama ini disebut-sebut sebagai bagian dari oligarki yang menopang kekuasaan Jokowi.
Bagi yang sudah terbiasa mengikuti ceramah-ceramah Cak Nun ungkapan-ungkapan itu biasa-biasa saja.
Artinya, bagi seorang Cak Nun mengritik kekuasaan dengan cara yang tajam sudah menjadi bagian dari perjalanan karirnya.
Selain tajam, Cak Nun sangat sering memakai narasi-narasi kocak yang memancing gelak tawa.
Akan tetapi, bagi yang tidak biasa mendengarkan Cak Nun, dan tidak mengikuti perjalanan kariernya, kritikan terhadap Jokowi itu ditafsirkan sebagai penghinaan. Karena itu kemudian ada yang berinisiatif melaporkan Cak Nun ke polisi.
Cak Nun dikenal mempunyai referensi yang luas terhadap berbagai khazanah keilmuan. Menyamakan Jokowi dengan Firaun ala Cak Nun harus dilihat dalam konteks yang utuh, tidak sepotong-potong.
Dalam Al-Qur'an, kekuasaan Firaun yang despotis itu ditopang oleh beberapa kekuatan, yaitu kaum intelektual, birokrat, militer, tokoh agama, paranormal, dan pengusaha.
Kekuatan yang lengkap ini menghasilkan kekuasaan yang sangat otoritarian seolah tidak ada yang bisa menumbangkan.
Menyamakan Jokowi dengan Firaun ala Cak Nun harus dilihat dalam konteks yang utuh, tidak sepotong-potong.
- Lihat Senyum Jokowi saat Kampanye Luthfi-Yasin di Simpang Lima Semarang
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan