Cak Nun Sindir Kepemimpinan Nasional: Jangan Sampai 3 Kali
jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Budayawan kondang Emha Ainun Nadjib melontarkan sindiran soal kepemimpinan nasional.
Tokoh berjuluk Kiai Mbeling itu menyampaikan sindirannya saat menjadi pembicara pada acara Sinau Bareng Cak Nun di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (10/4) malam.
Cak Nun -panggilan akrabnya- meyakini Indonesia merupakan pusat kemakmuran dunia. Menurut dia, Indonesia punya modal besar menjadi negara superpower.
Namun, hal itu bergantung pada kepemimpinan nasional. "Kalau Indonesia tidak menjadi superpower, berarti pemimpinnya yang salah," kata Cak Nun.
Oleh karena itu, Cak Nun mengajak hadirin di acara itu bertindak cerdas dalam menentukan pemimpin.
"Kalau dua kali tidak bisa, jangan sampai tiga kali," ucapnya.
Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan hadirin. Di antara hadirin itu ada Ketua DPR Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Cak Nun meyakini akan ada waktu bagi Indonesia memimpin dunia. Menurut dia, Indonesia merupakan bangsa yang memiliki skala waktu hingga 18 generasi.
Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun tak sungkan menyindir kepemimpinan nasional meski duduk bersebelahan dengan Puan Maharani.
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- 7 Hari Jelang Pencoblosan Pilkada, Hasto: Banyak Kandidat dari PDIP Berasal dari Rakyat
- Soal Putusan MK, PDIP Tak Akan Diam Jika ASN hingga TNI-Polri Melanggar Netralitas