Caleg Bermasalah Malah Populer?
Kamis, 16 April 2009 – 16:34 WIB
![Caleg Bermasalah Malah Populer?](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Caleg Bermasalah Malah Populer?
JAKARTA – Unggulnya perolehan suara sejumlah calon legislatif (caleg) yang diduga terkait dengan kasus korupsi membuat pusing aktifis Indonesia Corruptions Watch (ICW). Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Ibrahim Fahmi Badoh merasa heran atas unggulnya perolehan suara Jhonny Allen Marbun, Abdul Hadi Djamal, Emir Moeis, ataupun Dudhie Makmun Murod. Apakah ini juga cermin kegagalan ICW dalam melakukan kampanye agar masyarakat memilih caleg yang bersih? Fahmi tidak membantah anggapan seperti itu. Hanya saja, katanya, ICW sebenarnya sudah gencar melakukan kampanye dimaksud. “Bahkan sehari menjelang hari pemungutan suara, kita sebarkan daftar politisi busuk. Tapi barangkali itu kurang efektif karena tidak sampai ke basis-basis caleg tersebut,” ungkapnya.
Gencarnya pemberitaan mengenai pemanggilan Jhonny Allen sebagai saksi kasus korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seakan malah membuat yang bersangkutan populer dan mendongkrak perolehan suaranya. ICW akan segera melakukan evaluasi guna mengidentifikasi faktor penyebabnya. “Dalam waktu dekat ini kita akan melakukan evaluasi terhadap fenomena seperti ini,” ungkap Fahmi Badoh kepada JPNN di Jakarta, Kamis (16/4).Untuk sementara, Fahmi secara pribadi mengemukakan pendapatnya mengenai penyebab unggulnya para caleg yang pernah berurusan dengan KPK.
Baca Juga:
Pertama, ada kecenderungan masyarakat bersikap pragmatis, yakni memilih saja caleg yang terkenal tanpa melihat track record-nya. Kedua, informasi yang gencar disampaikan oleh media massa mengenai kasus yang diduga melibatnya caleg tersebut, tidak utuh sampai ke masyarakat di dapil yang bersangkutan. “Atau bisa juga lantaran caleg bersama tim suksesnya mampu memanipulasi informasi yang disampaikan ke calon pemilih,” ujar Fahmi. Khusus mengenai tingginya perolehan suara Jhonny dan Abdul Hadi, Fahmi mengatakan, kemungkinan besar penyebabnya adalah lantaran masih kuatnya primordialisme di masyarakat pemilih kedua caleg itu.
Baca Juga:
JAKARTA – Unggulnya perolehan suara sejumlah calon legislatif (caleg) yang diduga terkait dengan kasus korupsi membuat pusing aktifis Indonesia
BERITA TERKAIT
- Revisi UU Kejaksaan-KUHAP: 2 Contoh Kasus Ketidakpastian Hukum Akibat Kewenangan Berlebih Jaksa
- Waka MPR Eddy Soeparno Terima Dubes China, Bahas Penguatan Transisi Energi Indonesia
- Website Kejagung Diduga Diretas, Sahroni: Utamakan Perlindungan Data
- Bea Cukai Tarakan Gagal Penyelundupan Narkotika di Perairan Talisayan, Sebegini Banyaknya
- Kasus Hasto Harus Dijadikan Momen Hukum Tak Bisa Dipermainkan Penguasa
- IMAC Film Fest 2025 jadi Cara ILUNI UI Melestarikan Kreativitas & Keberlanjutan