Calon Bintang Harus Tidur Siang, Main Bola Maksimal 1,5 Jam
Sabtu, 26 Februari 2011 – 08:08 WIB
Setiap hari, para calon bintang itu malah diminta bekerja keras menyelesaikan tugas sekolah. Setiap pemain juga diharuskan mengikuti kelas tambahan tanpa pembimbing di La Masia setelah pulang sekolah. "Dengan cara itu, mereka yang gagal masuk ke dunia sepak bola profesional bisa memilih masuk universitas atau mencari pekerjaan," lanjut Capellas yang juga alumnus La Masia periode 1984?1988 itu atau adik kelas setahun pelatih Pep Guardiola.
Dari daftar kegiatan yang ditulis di sebuah plakat di depan ruang makan, diketahui penghuni La Masia memulai kegiatan pukul delapan pagi dengan berangkat ke sekolah. Kegiatan belajar di luar berakhir pada pukul tiga siang saat makan siang. Setelah tidur siang sejam, mereka belajar secara mandiri selama dua jam.
Pukul enam sore, para talenta dari Brazil, Argentina, Hungaria, Georgia, Kamerun, dan Senegal itu berlatih sepak bola secara tertutup di kamp latihan Sant Joan Despi yang berjarak 1 km dari La Masia. Pukul 21.15, mereka makan malam dan lampu asrama dimatikan pukul 23.30.
Sambil menunggu penghuni La Masia pulang sekolah, selama dua jam Capellas mengajak Jawa Pos melihat foto-foto lama mantan penghuni La Masia di sebuah album sekaligus melihat kesibukan para koki di dapur yang sedang mempersiapkan makan siang. Dari foto-foto yang dipampang di dinding, tampak wajah-wajah yang familier seperti Gerard Pique, Iniesta, Xavi, Bojan Krkic, Messi, dan Fabregas, namun dengan penampilan yang jauh lebih muda.
Jika rakyat Indonesia hari-hari ini sedang memperjuangkan terbentuknya tim sepak bola yang tak terkalahkan, warga Barcelona sudah mewujudkannya.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408