Calon Hanya Dua Pasang Relatif Lebih Rawan
jpnn.com - JAKARTA - Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri terus mengikuti dinamika yang terjadi di seluruh daerah yang akan menggelar pilkada serentak 2015. Langkah yang sudah dan terus dilakukan antara lain melakukan pemetaan potensi konflik.
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Mayor Jenderal Soedarmo menjelaskan, dari hasil pemetaaan, secara umum belum terlihat potensi konflik.
"Potensi konflik dari hasil pemetaan tak terlalu. Belum ditemukan potensi konflik besar. Ya gejala belum ada," ujar birokrat yang lama berkecimpung di dunia intelijen itu.
Pria berbadan tegap itu menguraikan, pemetaan konflik juga dilakukan berdasar jumlah pasangan calon yang akan maju di pilkada. Menurutnya, jika pasangan calon hanya ada dua, maka itu perlu mendapat perhatian khusus.
"Contoh pasangan yang bertarung hanya dua pasangan calon. Mereka akan head to head. Nah situasinya akan berbeda dengan misalnya kalau tiga pasangan calon. Tentu, pemantauan dan antisipasinya berbeda," ulas Soedarmo.
Dijelaskan, jika pasangan calon hanya ada dua, maka "persaingan" yang terjadi akan mengerucut. Yakni, massa pendukung lebih terkonsentrasi ke dalam dua blok.
"Jadi dua kubu saja. Kalau yang tiga pasangan calon kan tidak begitu terkonsentrasi, justru terbagi. Hal lain yang perlu diwaspadai, misalnya sudah dua calon, tapi ada perbedaan primordialisme," ulasnya.
Soedarmo menjelaskan, faktor primordialisme berupa kebanggaan rasa kedaerahan yang tinggi ketika hanya ada dua calon, maka itu yang harus diwaspadai. "Karena ini bisa jadi permasalahan," pungkasnya. (KJ/sam/jpnn)
JAKARTA - Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri terus mengikuti dinamika yang terjadi di seluruh daerah
- DKPP Periksa Ketua-Anggota KPU, Ini Perkaranya
- Menyikapi Pernyataan Effendi, Guntur Romli Yakin Status Tersangka Hasto Sebagai Orderan Politik
- Indonesia Jadi Anggota BRICS, Marwan Cik Asan: Ini Langkah Strategis!
- Sultan Sebut Sawit Bisa Jadi Modal Soft Power Indonesia Dalam Geopolitik Global
- Agenda HUT PDIP Tidak Mundur Meski Hasto Menghadapi Persoalan di KPK
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi