Calon Independen Disarankan Berhitung Ulang
Jumat, 28 September 2012 – 07:44 WIB

Sabar Sitanggang. Foto: dok pribadi for JPNN
JAKARTA - Dibukanya peluang calon dari non partai, atau disebut calon perseorangan alias independen, berdampak bagi kehidupan berdemokrasi. Yakni, adanya kesempatan yang sama bagi semua warga, baik yang berkiprah di partai politik atau pun di luar partai, untuk bisa menjadi pemimpin di daerah.
Pengamat sosiologi politik Sabar Sitanggang mengatakan, keberadaan calon independen bisa menjadi ajang pendidikan politik, tatkala proses politik di tubuh partai masih kental diwarnai transaksi-transaksi dalam penentuan calon. Sedang calon independen, karena sifatnya perseorangan, relatif bersih dari transaksi-transaksi busuk.
"Calon independen bisa mengambil alih proses pendidikan politik, yang mestinya dilakukan partai politik. Ini karena masyarakat sudah antipati dengan partai politik," ujar doktor sosiologi lulusan Universitas Indonesia (UI) itu kepada JPNN di Jakarta, kemarin (27/9).
Hanya saja, lanjut Sabar, dalam kenyataannya, calon independen sulit memenangkan pemilukada. Dari ratusan pemilukada langsung yang sudah digelar sejak 2005, hanya sekitar 3 persen saja yang dimenangkan calon perseorangan.
JAKARTA - Dibukanya peluang calon dari non partai, atau disebut calon perseorangan alias independen, berdampak bagi kehidupan berdemokrasi. Yakni,
BERITA TERKAIT
- Temukan Pangan Olahan Mengandung Babi, BPOM dan BPJPH Diapresiasi
- MPR Resmi Bentuk Organisasi Ini, Tugasnya Bantu Pemerintah Urus Masalah di Papua
- Pengurus DPP Partai Hanura Akan Dikukuhkan, Benny Rhamdani: Kami Undang Presiden Hingga Kepala Daerah
- Fraksi PKB Berharap MK Tolak Gugatan Terkait PAW Anggota DPR
- Bawaslu Incar Pemodal Politik Uang di PSU Pilkada Kabupaten Serang
- Yorrys Dukung Bahlil Menerapkan Pengelolaan Golkar Secara Modern