Calon Independen Disarankan Berhitung Ulang
Jumat, 28 September 2012 – 07:44 WIB
Mengapa calon independen sulit menang? Sabar menyebut, faktor utamanya adalah karena calon independen tidak punya mesin yang sudah mapan, seperti yang dipunyai calon yang diusung partai atau koalisi partai.
"Calon independen single fighter, tak punya mesin yang sudah seatle seperti yang dimiliki parpol," ujar Sabar. Ketiadaan mesin penggerak ini, lanjutnya, berdampak pada aspek lain. Yakni, untuk bisa bersaing, calon independen harus membentuk tim sukses yang kuat, yang bisa menandingi struktur mesin partai.
Sedang untuk membentuk tim sukses yang kuat, maka juga dibutuhkan dana yang besar. "Apalagi Sumut yang wilayahnya luas, ada 33 kabupaten/kota. Seberapa mampu calon independen membentuk tim sukses di seluruh wilayah," ujar Sabar.
"Kans calon independen di Sumut kecil, berat, karena pertarungan di Sumut itu membutuhkan biaya besar. Kalau calon dari partai, itu lebih enak karena sudah ada mesin partai yang bisa digerakkan. Saran saya, siapa pun yang mau maju lewat jalur independen, sebaiknya berhitung ulang. Karena maju itu kan untuk menang, bukan untuk kalah," beber Sabar.
JAKARTA - Dibukanya peluang calon dari non partai, atau disebut calon perseorangan alias independen, berdampak bagi kehidupan berdemokrasi. Yakni,
BERITA TERKAIT
- Pilgub NTB: Pasangan Ini Mengeklaim Menang, Lihat Datanya
- 4 Penyebab Kekuasaan PKS Berakhir di Kota Depok
- Perempuan Bangsa Siap Go Public, Bukan Untuk NU Saja
- Paslon Muda Fenomenal di Cilegon, Robinsar-Fajar Kalahkan Petahana dan Ketua DPRD
- Pilkada Muba 2024, Toha-Rohman Unggul
- Maximus dan Peggi Klaim Kemenangan di Mimika