Calon Jemaah Haji Tetap Optimistis Meski Biaya Harus Naik
"Kami usaha tapi ibu punya sawah digadaikan, kebon sawah udah kesitu jalurnya. Kalau memang berangkat," kata PNS Guru TK di daerah Lebak, Rangkasbitung itu.
Jubaedah mengungkapkan kenaikan ini juga telah dikaji oleh sejumlah kementerian lembaga, terutama dalam rangka untuk menghindari tergerusnya nilai manfaat calon jemaah haji yang masih dalam status masa tunggu di masa akan datang.
Nilai manfaat itu didapatkan dari hasil kelolaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Sama halnya dengan, Muhammad Badri (46), pengurus pondok pesantren di daerah Rangkas Bitung, Lebak, Banten yang siap untuk menjual kendaraannya demi berangkat ke tanah suci.
Sebagai jemaah lunas tunda 2020 bersama ibu dan adiknya, dia mengikuti keputusan pemerintah karena yakin kenaikan ongkos haji sudah melalui berbagai kajian.
"Walaupun pertamanya kaget melihat perbedaan dengan ongkos haji sebelumnya. Setelah dikaji apalagi ini termasuk rukun Islam, dan kesempatan cuma sekali," kata dia.
"Maka, bagi saya akan disiapkan kalau memang hasil keputusan pemerintah dengan alasan demi kemaslahatan umat," ujarnya.
Dia menyadari pentingnya prinsip istitha’ah (kemampuan) berhaji, baik dalam konteks kesehatan jasmani dan rohani maupun pembiayaan.
Pemerintah melalui Kementeriani Agama (Kemenag) menurunkan usulan simulasi biaya penyelenggaraan ibadah haji jemaah Indonesia (BPIH) 2023.
- Pemerintah Imbau Jemaah Asal Indonesia Tidak Berulah
- Ketua Fraksi PKS: Penurunan Biaya Haji Kado Manis untuk Jemaah di Awal 2025
- Sekjen PKS Habib Aboe: Layanan Haji Harus Berkelas
- Biaya Ibadah Haji Turun, Sekjen PKB: Kualitas Pelayanan Jangan Menurun
- 5 Juta Jemaah Calon Haji Menunggu Keberangkatan, Ada yang Khawatir Tak Berangkat
- Prabowo Bakal ke Arab Saudi untuk Lobi Penambahan Kuota Haji