Calon Ketum PPP Tak Punya Magnet Pemilih
Minggu, 03 Juli 2011 – 15:00 WIB
Sedangkan SDA, lanjut dia, basisnya merata. Selain itu, SDA juga kelebihannya karena menjabat seorang menteri. "Itukan iklan gratis bagi para pemilik suara untuk memilih SDA. Dia juga incumbent," katanya. Namun, menurut dia, kelemahannya adalah dengan posisinya sebagai menteri itu, SDA tidak bisa secara penuh 24 jam mengurus PPP, karena waktunya terbagi dengan Kementerian Agama. "Karenanya dia menawarkan posisi wakil ketua umum diperbanyak agar perhatian partai tidak terganggu," kata Burhanudin.
"Namun begitu, itu isu yang bisa dimanfaatkan untuk mengatakan SDA gagal untuk mengurus partai," tambahnya.
Tapi, kata dia, sebenarnya penurunan suara PPP urusannya bukan persoalan menteri atau tidak. Tapi gagalnya PPP dalam memilih swing voter (massa mengambang). "Sementara pemilih tradisional PPP terus beralih ke partai lain, pemilih baru pun menjauh dari PPP," kata Burhanudin, yang juga Direktur LSI itu.
Maka dari itu, dia mengungkapkan, bahwa pemimpin PPP harus seseorang yang dapat, mengembalikan 10,7 persen suara mereka saat pemilu masa reformasi. Kedua, mencari pemilih baru. "Ini perlu mesin partai dan ketokohan pemimpin PPP," katanya.
JAKARTA - Pengamat politik Burhanudin Muhtadi, menegaskan, bahwa kandidat-kandidat Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan yang akan bertarung
BERITA TERKAIT
- Pemilih Gerindra, PDIP, Golkar & PAN Lebih Pilih Agustiar Sabran-Edy Pratowo
- Survei Jateng Jadi Polemik, Persepi Harus Bongkar Data SMRC, Indikator, & Populi Center
- Ribuan Peserta Hadiri Kampanye Akbar Paslon Sendi-Melli
- Pertebal Dukungan ke Luluk-Lukman, Sukarelawan Cantiq Surabaya Gelar Konvoi
- Survei Publicsensum: Elektabilitas Isran-Hadi Makin Moncer di Pilkada Kaltim
- Kampanye Akbar Robinsar-Fajar, Puluhan Ribu Massa Berkumpul di Lapangan Bukit Cilegon Asri