Calon Menantu Itu Ngaku Pegawai Bank, Ternyata Kejam

Calon Menantu Itu Ngaku Pegawai Bank, Ternyata Kejam
DUKA KELUARGA. Ayah mendiang Sumirawati, Pa’i Matong, mengenakan batik merah ketika dijumpai di kediamannya, Kamis (29/12). Foto: DESKA IRNANSYAFARA/Rakyat Kalbar

Sehari-hari, Sumi yang lahir 11 Februari 1995 itu dekat dengan Sang Ayah. “Dia yang antar jemput saya ke pasar. Dia anak saya satu-satunya yang membantu saya. Sekarang saya seperti patah kaki,” kenangnya.

Bahkan, saking sayangnya, Sumi yang sempat bekerja di mall diminta berhenti kerja oleh Pa’i. “Soalnya pulang kerja jam 11 sampai 12 malam. Saya khawatir dan takut karena rawan,” bebernya.

Bahkan kadang Pa’i tidak bsia tidur jika Sumi belum pulang ke rumah. “Makanya saya minta dia berhenti kerja. Daripada saya tidak tidur. Saya juga tidak mengizinkan dia keluar malam,” ungkapnya.

Untuk kasus pembunuhan yang menimpa putri bungsunnya, Pa’i menyatakan, menyarahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat.

“Kalau bisa, Ari dihukum sebagaimana dia memperlakukan anak saya. “Dia itu halus mainnya dan sadis,” ucapnya disusul tetesan air mata.

Sementara di dalam rumah, Sang Ibu, Jahara (48) masih syok. Istri Pa’i itu bahkan tak mau bertemu kedua abang Sumi. “Badannya lemas,” kata Pa’i.

Sumi memiliki dua saudara bernama Hendri dan Yandi Susanto. “Sumi tidak ada kegiatan. Sehari-harinya di rumah,” ungkap Hendri.

Ia mengisahkan, adiknya mengenal Ari sejak awal 2015. “Pacaran satu tahun, lalu putus di awal tahun 2016. Kemudian nyambung lagi baru-baru ini,” ujarnya.

JPNN.com - Perawakan pria berkulit hitam itu masih terlihat sedih. Bola matanya terlihat memerah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News