Calon Panglima TNI Bukan Dipilih Publik, Kenapa Ada Survei?

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun heran dengan survei yang dilakukan Setara Institute belum lama ini.
Pasalnya, survei yang dilakukan terkait sosok calon panglima TNI, yang bukan dipilih oleh publik.
Dalam hasil survei yang sebelumny dirilis oleh Setara Institute, menempatkan salah seorang kandidat sebagai calon terkuat.
""Survei calon panglima TNI sangat aneh," ujar Ubedilah dalam keterangannya, Kamis (7/10).
Ubedilah menilai adanya survei calon panglima TNI menunjukkan logika yang aneh dalam hiruk-pikuk rencana pergantian panglima TNI.
"Secara metodologis menggunakan metode pengumpulan sampel secara purposif atau purposive sampling. Responden survei juga disebut 100 ahli yang telah dipilih, tetapi tidak disebutkan siapa saja," ucapnya.
Ubedilah menegaskan, pergantian panglima TNI adalah hal biasa dan sudah rutin terjadi.
Apalagi, TNI juga memiliki mekanisme sirkulasi elite yang sudah mapan dan tinggal diikuti saja.
Pengamat politik Ubedilah Badrun menyebut calon panglima TNI bukan dipilih oleh publik, kenapa ada surveinya?
- Survei LSI: Kejagung Penegak Hukum Paling Dipercaya Publik
- Hasil Survei Cigmark Tentang Ketua Wantimpres, Setia Darma: Jokowi Cocok dan Layak
- Aparat Tembak Aparat, Hendardi: Negara Harus Tegakkan Supremasi Hukum
- Survei LPI, Boni Hargens: Jokowi Tepat Jadi 'Penasihat Agung' Presiden Prabowo
- Setara Institute Dorong Pembangunan Inklusif di Daerah, Rilis Alat Kebijakan untuk Susun RPJMD
- Seskab Teddy Naik Pangkat, SETARA Singgung Potensi Kecemburuan Pamen TNI