Calon Pelajar Indonesia di Australia Menanggapi Strategi Baru Migrasi Australia

Calon Pelajar Indonesia di Australia Menanggapi Strategi Baru Migrasi Australia
Pemerintah Australia mengumumkan peraturan-peraturan baru untuk proses pengajuan visa pelajar dan tenaga kerja (LuapVision / iStock / Getty Images) ()

Pemerintah mengatakan pelajar dan lulusan internasional merupakan golongan terbesar migran "permanen sementara", dengan 108.000 orang telah tinggal di Australia selama lima tahun atau lebih.

"Kita tahu bahwa saat ini banyak sekali mungkin orang datang dengan visitor visa, kemudian mereka apply student visa, untuk belajar dan ternyata tidak bisa memenuhi persyaratan PR [penduduk tetap]," kata Lily.

"Dan kemudian [mereka] memperpanjang ke student visa yang baru, atau mungkin meloncat ke student visa yang lain."

Menurut Lily, melalui strategi ini, pemerintah ingin memastikan agar pengguna visa pelajar benar-benar menggunakannya untuk belajar. Begitu pula dengan turis, yang seharusnya tujuannya adalah untuk berkunjung.

“Jadi bukan untuk swapping [berganti] dari satu visa ke visa lain hanya untuk memperpanjang tinggal di Australia," katanya.

Menghindari dampak menumpuknya migran

Jumlah migrasi bersih Australia diyakini telah mencapai puncaknya pada tahun fiskal lalu yaitu sebesar 510.000 dan diperkirakan akan turun ke tingkat yang lebih normal, turun menjadi 375.000 pada tahun depan dan 250.000 pada tahun 2025.

Pemerintah mengatakan tanpa kebijakan baru, tingkat migrasi akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama – yaitu 440.000 tahun depan dan 305.000 pada tahun berikutnya.

Lily mengatakan jika tingginya angka 'net migration' atau tingkat migrasi bersih ini tidak dibarengi dengan prasarana dan infrastruktur yang memadai, akan menimbulkan masalah.

Pemerintah Australia memperketat aturan migrasi khususnya bagi pemohon visa pelajar dengan dinaikkannya standar kelulusan tes bahasa Inggris

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News