Calon Pemimpin yang Melakukan Kesalahan Berbicara Dinilai sangat Fatal

“Pada saat seseorang terbiasa menjawab pertanyaan dengan jawaban-jawaban pendek dan terbiasa menolak untuk memberikan penjelasan secara komprehensif, maka orang tersebut bisa masuk ke dalam field of nervous and anxiety tersebut, apalagi jika dia memiliki beban sebagai calon pemimpin negara," kata dia.
Wahyuningsih mengatakan idealnya seorang pemimpin jika ingin menjelaskan sesuatu yang bukan kemampuan di bidangnya, lebih baik memilih kata-kata yang lebih umum.
“Tidak menggunakan jargon-jargon yang bukan bidangnya agar pikirannya tidak terlalu terbebani dengan menjaga citra bahwa seorang calon pemimpin bangsa Indonesia harus memahami, mengetahui, dan menguasai semua bidang,” tandas dia.
Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka baru saja mengisi acara diskusi ekonomi kreatif pada Minggu (3/12) di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.
Terekam momen saat Gibran salah mengucap asam folat menjadi asam sulfat.
Mulanya, dalam diskusi terbuka bersama pelaku usaha ekonomi kreatif dan influencer itu, Gibran mengkampanyekan programnya, Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk ibu dan anak.
"Ketika hamil harus dicek dia misalnya asam sulfat, yodiumnya terpenuhi enggak, ketika anaknya lahir sampai dua tahun ASI-nya terpenuhi enggak, berat badannya tinggi badannya oke enggak," kata Gibran. (Tan/JPNN)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Menurut pengamat, hal tersebut bisa dihindari jika seorang tokoh memiliki banyak pengalaman serta pandai dalam berkomunikasi di banyak bidang.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Arief Poyuono: Harus Ada Alasan Kuat untuk Menggulingkan Gibran
- Laba Bersih Telkom 2024 Turun, Pengamat: Perlu Jadi Perhatian Pemegang Saham
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- Pengamat Sebut Desakan Purnawirawan TNI untuk Pecat Wapres Gibran Politis
- 6 Bulan Prabowo-Gibran: 74 Persen Puas, tetapi Ekonomi Penuh Tantangan
- Wajar Banyak yang Tidak Suka Monolog Gibran, Ini Analisis Efriza