Cambirdge Analytica Nyatakan Diri Bangkrut
"Sebagai akibatnya, kami tidak bisa lagi berfungsi baik sebagai sebuah bisnis."
Menurut laporan harian Amerika Serikat The New York Times, Cambridge Analytica didirikan di tahun 2013, dengan fokus pemilihan presiden di Amerika Serikat, dengan dana $ 20 juta (sekitar Rp 40 miliar) dari donor besar Partai Republik Robert Mercer.
Nama Cambridge Analytica dipilih oleh Steve Bannon yang kemudian pernah bekerja sebagai penasehat Gedung Putih ketika Donald Trump menjadi presiden.
Mereka menyediakan data konsumen, iklan dan layanan data lainnya bagi klien perusahaan maupun untuk kegiatan politik.
Perusahaan itu sudah membantah melakukan hal yang tidak legal dan tim kampanye Trump juga mengatakan mereka tidak pernah menggunakan data dari Cambridge.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat