Cambirdge Analytica Nyatakan Diri Bangkrut

"Sebagai akibatnya, kami tidak bisa lagi berfungsi baik sebagai sebuah bisnis."
Menurut laporan harian Amerika Serikat The New York Times, Cambridge Analytica didirikan di tahun 2013, dengan fokus pemilihan presiden di Amerika Serikat, dengan dana $ 20 juta (sekitar Rp 40 miliar) dari donor besar Partai Republik Robert Mercer.
Nama Cambridge Analytica dipilih oleh Steve Bannon yang kemudian pernah bekerja sebagai penasehat Gedung Putih ketika Donald Trump menjadi presiden.
Mereka menyediakan data konsumen, iklan dan layanan data lainnya bagi klien perusahaan maupun untuk kegiatan politik.
Perusahaan itu sudah membantah melakukan hal yang tidak legal dan tim kampanye Trump juga mengatakan mereka tidak pernah menggunakan data dari Cambridge.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia