Canangkan Desa Pinter di Perbatasan
Senin, 31 Agustus 2009 – 10:34 WIB
Sementara itu, terkait persoalan yang tersering terjadi antara Indonesia dan Malaysia seperti yang terbaru mengenai tarian Pendet, menurut Nuh agar penyelesaiannya lebih mengedepankan diplomasi. “Ya, namanya keluarga dan lazimnya tetangga, seringkali pasti terlibat konflik tetapi sebagai rumpun besar yang terpenting, yang pertama adalah saling menghargai dan menghormati. Termasuk menghargai dan menghormati kewilayahan dan keutuhan. Oleh karena itu, bila ada persoalan-persoalan maka yang dikedepankan adalah diplomasi terlebih dahulu tidak emosinya yang dikedepankan,” terang Nuh.
Ia menegaskan, upaya tersebut bukan berarti memudarkan rasa dignity bangsa Indonesia.“Kita tetap punya rasa harga diri tapi dalam menyolusikannya, kita tetap mengedepankan jalur-jalur diplomasi. Oleh karena itu, kenapa hari ini kami datang ke sini itu antara lain agar masyarakat di perbatasan tidak menjadi orang asing. Kalau secara fisik sudah dibatasi oleh daerah asing, terus secara informasi juga asing maka nanti yang namanya safety belt-nya itu tidak ada lagi,” jelas Muhammad Nuh.(ndy)
TARAKAN – Pemerintah makin bertindak nyata dalam mengatasi masalah perbatasan. Terutama untuk perbatasan Indonesia-Malaysia. Menteri Komunikasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Partisipasi Kelompok Rentan dalam Demokrasi Belum Optimal, Setara Institute Gelar Workshop di Sulsel
- BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan ke Ahli Waris Kru tvOne yang Meninggal Kecelakaan di Tol Pemalang
- KOPRI Dorong Adanya Ruang Aman untuk Perempuan dan Anak di Tempat-Tempat Ini
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang
- Kabel Udara di Jakarta Semrawut, Ongen Sangaji Usulkan Pembentukan Pansus di Komisi A
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi