Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora
Harus Kenakan Dresscode, Tak Boleh Merokok di Tenda
Rabu, 13 Oktober 2010 – 07:07 WIB

Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora
Letusan gunung itu menyebabkan iklim dunia berubah. Jerman saat itu mengalami musim dingin terpanjang. "Volcanic winter, salju turun hingga Mei," lanjutnya.
Setelah itu, musim panas tak kunjung datang. Hal ini berlangsung dua tahun. "Rakyat Jerman saat itu benar-benar dalam kondisi buruk, kelaparan di mana-mana karena pertanian tidak menghasilkan sama sekali," tambahnya.
Pagebluk pangan itu berlangsung hingga tiga tahun. Pada 1818, kondisi iklim di Jerman mulai normal kembali dan lahan pertanian berangsur-angsur dapat ditanami. Pada September 1818, masa panen pertama setelah tiga tahun paceklik pangan disambut suka cita warga Jerman.
Mayor Wurtemberg saat itu, Raja Wilhem, dan Ratu Katarina merayakan masa panen sebagai ucapan rasa syukur atas terlewatinya masa krisis pangan. Perayaan panen raya itu kemudian dinamai Cannstatter Volkfest. "Sejak itu Cannstatter Volkfest digelar setiap tahun hingga sekarang," terang Hoffman.
Festival Cannstatter erat hubungannya dengan Indonesia. Jika saja pada 1815 Gunung Tambora di Sumbawa tidak meletus, mungkin festival rakyat terbesar
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu