Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora
Harus Kenakan Dresscode, Tak Boleh Merokok di Tenda
Rabu, 13 Oktober 2010 – 07:07 WIB
Seperti tenda-tenda bir di Oktoberfest Munich, tenda bir di Cannstatter juga tak pernah sepi dari pengunjung. Walau antrean tak sepadat Oktoberfest, jalur reservasi memang lebih aman jika ingin merasakan duduk di tenda Cannstatter. Rata-rata reservasi yang dibuat bukan satu atau dua meja. Reservasi untuk jumlah yang lebih besar.
Ketika saya masuk ke tenda Stuttgarter Hofbrau, seluruh meja di bagian selatan sudah dipesan untuk rombongan 450 orang. Di meja-meja itu tercantum kertas berisi nama pemesan, jumlah meja yang dipesan, serta waktu pemesanan.
Di meja lain juga terpesan untuk 200 orang, 80 orang, dan jumlah besar lainnya. Tak heran jika antaran tanpa reservasi bisa berlangsung hingga berjam-jam. Bahkan, sering antrean harus dihentikan gara-gara jam buka tenda sudah tidak lagi memungkinkan menerima pengunjung.
Walaupun selalu padat pengunjung, tenda harus tutup pada pukul 23.00 di hari biasa dan pukul 23.30 di akhir pekan. Peraturan yang diterapkan di Cannstatter Volkfest tak berbeda dengan peraturan di Oktoberfest. Anak-anak di bawah usia enam tahun harus meninggalkan tenda sebelum pukul 20.00.
Festival Cannstatter erat hubungannya dengan Indonesia. Jika saja pada 1815 Gunung Tambora di Sumbawa tidak meletus, mungkin festival rakyat terbesar
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408