Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora

Harus Kenakan Dresscode, Tak Boleh Merokok di Tenda

Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora
Cannsatter Volkfest, Festival Musim Panen Jerman yang Terinspirasi Letusan Gunung Tambora
Seperti tenda-tenda bir di Oktoberfest Munich, tenda bir di Cannstatter juga tak pernah sepi dari pengunjung. Walau antrean tak sepadat Oktoberfest, jalur reservasi memang lebih aman jika ingin merasakan duduk di tenda Cannstatter. Rata-rata reservasi yang dibuat bukan satu atau dua meja. Reservasi untuk jumlah yang lebih besar.

Ketika saya masuk ke tenda Stuttgarter Hofbrau, seluruh meja di bagian selatan sudah dipesan untuk rombongan 450 orang. Di meja-meja itu tercantum kertas berisi nama pemesan, jumlah meja yang dipesan, serta waktu pemesanan.

Di meja lain juga terpesan untuk 200 orang, 80 orang, dan jumlah besar lainnya. Tak heran jika antaran tanpa reservasi bisa berlangsung hingga berjam-jam. Bahkan, sering antrean harus dihentikan gara-gara jam buka tenda sudah tidak lagi memungkinkan menerima pengunjung.

Walaupun selalu padat pengunjung, tenda harus tutup pada pukul 23.00 di hari biasa dan pukul 23.30 di akhir pekan. Peraturan yang diterapkan di Cannstatter Volkfest tak berbeda dengan peraturan di Oktoberfest. Anak-anak di bawah usia enam tahun harus meninggalkan tenda sebelum pukul 20.00.

Festival Cannstatter erat hubungannya dengan Indonesia. Jika saja pada 1815 Gunung Tambora di Sumbawa tidak meletus, mungkin festival rakyat terbesar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News