Cantik-cantik, Pantang Pulang sebelum Padam

Kakinya sempat lebam dan membiru. Namun Hellen tak larut dalam cidera dan cepat bangkit. Sehari-hari tugasnya sendiri sama seperti Rina, mengangkat panggilan darurat dari masyarakat. Bedanya, ia bekerja dari pagi hingga jam setengah delapan malam.
Meski kadang acap ada telepon dengan nada menggoda atau berbohong, ia terus berusaha memberikan dan melayani dengan sepenuh hati tanpa tersulut emosi.
Berbeda dengan Rina dan Hellen, Sari sehari harinya bertugas dibagian kantor. Ia menjadi staff dari Kaban. Namun karena memang Kaban Burhan Gurning ingin semua pegawai dan staff wanita yang ada di BNPB Kota Pekanbaru mampu menguasai teknik teknik tersebut.
Sari pun tak keberatan dengan hal tersebut. Meski orang tua dan teman-temannya sering khawatir kala ia terjun kelapangan, namun tak ada yang tidak mendukungnya.
"Saya selalu tekankan kepada mereka bahwa saya akan baik-baik saja. Sejauh ini memang semua berjalan lancar. Karena kita memang sudah belajar tekniknya. Tim damkar profesional juga senantiasa membimbing kita," paparnya.
Saat ini, mereka sudah mampu menggulung selang, mengulur selang, menyambungnya, menyemprot air dan juga menggunakan racun api. Tekad mereka untuk jadi wanita-wanita yang mandiri memang sudah bulat.
Rina sendiri khususnya mengaku sudah mantap dan mencintai pekerjaan menantang maut yang ia jalani saat ini. Menurutnya, sebagai wanita ia harus mampu melakukan berbagai pekerjaan. Wanita tak boleh membatasi diri dan tertutup untuk hal baru.
"Dari apa yang kami lakukan ini, menjadi bukti bahwa wanita bukanlah kaum yang lemah. Kita juga mampu," ujar Rina.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu