Cantik Cerdas

Oleh: Dahlan Iskan

Cantik Cerdas
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Ketika keadaan sudah tenang Sherly pulang ke Bali. Meneruskan SMA di Bali. Sampai berijazah. Lalu kembali ke Surabaya, masuk Universitas Kristen Petra.

Baca Juga:

Tiga tahun di Petra, Sherly meneruskan kuliah di Amsterdam, Belanda. Termasuk magang kerja di salah satu jaringan supermarket di sana.

Setiap kali terjadi ketegangan politik, orang Tionghoa Maluku punya tiga pilihan yang disukai: mengungsi ke Manado, Surabaya, atau Bali.

Keluarga Sherly pilih ke Bali. Ayah Sherly punya kemampuan untuk membeli rumah di Bali. Sang ayah pengusaha perikanan yang sukses di Maluku.

Sang ayah awalnya hanya membuka bengkel kecil sepeda motor. Dia suka teknik. Berkembang. Lalu membuka bengkel mobil. Naik lagi ke bengkel mesin perahu dan kapal.

Kemajuan sang papa tidak terbendung lagi. Dia menjadi tahu seluk-beluk kapal. Dia pun bikin kapal kayu. Kapal ikan. Dia pekerjakan nelayan. Dia masuk ke bisnis ikan.

Sejak itu kapal ikannya banyak sekali. Dia juga membangun cold storage. Di banyak daerah di Maluku. Jadilah sang papa eksporter ikan.

Keluarga Sherly adalah pengekspor ikan pertama yang mendapat sertifikat fair trade untuk ekspor ke Amerika dan banyak negara.

Sherly Tjoanda punya tekad kuat: dalam dua tahun akan menggratiskan pendidikan dan kesehatan untuk seluruh rakyat Maluku Utara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News