Cantiknya Kerajinan Limbah Akar Bambu yang Beromzet Rp 30 Juta Per Bulan
jpnn.com, KLATEN - Kerajinan berbahan dasar limbah akar bambu kian menarik di pasar internasional.
Pascapenurunan permintaan selama pandemi saat ini kerajinan asal Desa Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jawa Tengah mulai menanjak.
"Kami September ini, mulai ada pesanan lumayan 1.200 buah kerajinan bebek produksi Klaten ke mancanegara yakni Belanda dengan omzet sekitar Rp 30 juta per bulan," kata Supriyanto." kata Supriyanto (45), seorang pengrajin cendera mata bebek, di Desa Jambu Kulon.
Menurut Supriyanto, kerajinan bebek sempat berhenti produksi pada masa pandemi sejak Januari hingga Agustus 2021. Awalnya pada Desember 2020, dia sudah mengirim produk kerajinan sebanyak 10 ribu buah ke Belanja.
Namun, berhenti karena pandemi sejak awal Januari. Akibatnya, 20 pengrajin bebek di Desa Jambu Kulon Ceper Klaten banyak yang gulung tikar, dan kini yang bertahan masih sekitar lima pengrajin.
Saat ini, kata Supriyanto, untuk menjaga pasar, pengrajin mengikuti tren dan perkembangan model kerajinan.
Dia mengatakan kerajinan bebek banyak dilirik pasar luar negeri karena kualitasnya lebih halus.
"Misalnya, kerajinan bebek dengan sepatu ski, bebek dengan sepatu bot dan sebagainya mengikuti kondisi musim di luar negeri," beber dia.
Kerajinan berbahan dasar limbah akar bambu kian menarik di pasar internasional. Saat ini pengrajin memiliki omzet Rp 30 juta per bulan.
- HNW Ungkap Harapan, Siswa Madrasah Tidak Dilupakan di Program MBG
- Pemerintah Targetkan Makan Bergizi Gratis Sentuh 3 Juta Penerima hingga Maret 2025
- Batavia PIK Sukses Hadirkan Euforia Tahun Baru, Ada Pasar Rakjat Bernuansa Tempo Dulu
- Pemerintah Perlu Berhati-hati soal Penghapusan Utang UMKM
- Pemerintah Bakal Sediakan Rp 20 Triliun untuk UMKM hingga PMI
- PINTAR dan Prakerja Gelar Workshop Digital Marketing untuk UMKM: Dorong Transformasi Digital