Canton Fair 2025: Diplomasi Rantai Pasok Dunia di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China

Canton Fair 2025: Diplomasi Rantai Pasok Dunia di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China
Ketum BPD HIPMI Maluku M. Azis Tunny. Foto: dokumentasi pribadi

Dia hadir menjadi napas pertama negara ini di pasar global, setelah puluhan tahun terisolasi.

Perubahan drastis terjadi pasca reformasi ekonomi 1978. Pada 2007, nama resminya diubah menjadi "China Import and Export Fair", menegaskan peran ganda: tak hanya ekspor, tetapi juga pintu masuk produk global ke pasar China.

Kini, dengan 25.000 eksportir China dari berbagai industri dan lebih dari 200.000 pembeli asing setiap tahunnya, Canton Fair berubah menjadi episentrum perdagangan yang menggerakkan 2 persen dari total ekspor global.

Data dari China Import and Export Fair mencatat, total nilai transaksi di Canton Fair pada tahun lalu misalnya, mencapai USD27,730 miliar, atau Rp465,8 triliun (kurs 16.800).

Pada Canton Fair 2025, hampir seluruh produk yang dipamerkan adalah hasil R&D dalam negeri. Ini seperti mimpi Mao Zedong yang menjadi nyata, tapi dengan cara yang tak pernah ia bayangkan.

Canton Fair 2025 menjadi bukti dinamisme perdagangan China di tengah perang dagang dengan AS pasca "kebijakan gila" Donald Trump menaikan tarif impor.

Perang dagang telah memaksa dunia beradaptasi pada realitas baru: globalisasi tidak mati, tetapi berubah wajah.

Rantai pasok kini lebih terfragmentasi, diplomasi ekonomi lebih multipolar, membuktikan inovasi tetap lahir meski di tengah tekanan. Bagi China, pameran ini adalah deklarasi bahwa mereka tetap menjadi raksasa manufaktur, meski harus mencari jalur alternatif.

Canton Fair 2025 hadir sebagai simbol ketangguhan dan adaptasi industri China dalam lanskap perdagangan global yang terus berubah.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News