Cap Jempol Darah demi Keistimewaan

Cap Jempol Darah demi Keistimewaan
Salah seorang kepala dukuh di Bantul, Jogjakarta, membubuhkan cap jempol darah pada kain putih berlambang Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat sebagai bentuk dukungan pada keistimewaaan Jogja. Foto : JPPhoto
Setelah menggelar cap jempol darah, Pandu Bantul akan terus mengawal pembahasan RUUK DIJ di komisi II DPRRI. Jika nantinya pembahasan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat Jogjakarta tentang penetepan, maka Pandu akan kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih besar.

“Kita saat ini sedang melakukan sosialisasi tentang keistimewaan DIY kepada masyarakat dan juga membagikan 5000 bendera keraton Jogjakarta dan Paku Alaman,” paparnya

Susanto, Kepala Dusun Proketen, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan Bantul, menegaskan bahwa cap jempol darah ini sebagai wujud keistimewaan DIY dan roh keistimewaan adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIJ yaitu Sultan dan Paku Alam yang bertahta.

”Bagi Pandu penetapan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena salah satu roh keistimewaan DIJ adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY,”ujarnya singkat. (mar)

BANTUL - Paguyuban Dukuh (Pandu) Bantul dan sejumlah elemen masyarakat Jogjakarta menggelar cap jempol darah sebagai tanda kesetian terhadap keistimewaan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News