Capai Lima Kesepakatan

Pertemukan Tokoh Aswaja-YAPI

Capai Lima Kesepakatan
Salah satu korban santri diapit polisi untuk mendapatkan pengobatan. Foto: Mokamad Ubaidillah/Radar Bromo
"Untuk pers, kami mohon maaf. Pembicaraan tidak bisa langsung dijadikan konsumsi publik. Nanti akan ada konferensi pers khusus," pinta Wabup Eddy Paripurna, mengusir secara halus para awak media yang sudah bersiap-siap memantau pertemuan itu. Cukup lama, dialog seputar masalah penyerangan pondok YAPI berlangsung di dalam rumah dinas Bupati Pasuruan. Semua akses pintu masuk, ditutup rapat. Bahkan suara para tokoh yang menyampaikan pendapatnya dalam pertemuan itu, tidak sampai bocor keluar.

Setelah hampir 2,5 jam pertemuan itu berlangsung, barulah wartawan diperbolehkan masuk. Ketika itu, telah dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama, yang dinyatakan sebagai hasil pertemuan.

Sebelum konferensi pers berlangsung, wartawan masih sempat mengkonfirmasi langsung Ketua Jamaah Pengajian Aswaja KH. Nur Cholis. Tokoh sentral, dalam Aswaja tersebut menyangkal jika aksi kerusuhan itu atas instruksi jamaah. "Memang yang terlibat permasalahan ini adalah anggota jamaah Aswaja. Tapi bukan atas instruksi organisasi. Saya ini ketua Aswaja. Tidak pernah mengeluarkan perintah macam-macam. Hanya menggelar pengajian amar ma'ruf nahi munkar," ungkapnya.

Bahkan, tambahnya, dalam setiap pengajian Aswaja, seluruh anggotanya diingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memicu konflik. Baru mengutarakan penjelasannya secara singkat, wawancara itu sudah dipotong oleh dinas infokom Kabupaten Pasuruan. "Sudah. Lebih baik langsung konferensi pers. Kami telah menyiapkan tempat khusus untuk itu," ujar Kadis Infokom Suharto.

PASURUAN - Pasca aksi penyerangan di Yayasan Pesantren Islam (YAPI) Al-Ma'hadul Islami di Desa Kenep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Selasa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News