Capek - capek Belajar untuk Ujian Nasional, Nilai enggak Dipakai
“Saya sudah dengar dari anak-anak. Ngapain kita capek-capek belajar untuk Unas, toh nilainya enggak kepakai,” kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya, Martadi.
Siswa-siswi yang berprestasi tidak lagi bisa bersekolah disekolah favorit. “Mereka bisa pesimis. Misal anak SMPN 1 mau masuk SMAN 5 Surabaya, enggak bisa. Lha rumahnya di wiyung, misalnya,”ungkap Martadi.
BACA JUGA: HNW Yakin Penghapusan Ujian Nasional Jawab Keluhan Masyarakat
Permendikbud ini, jika ditetapkan di Surabaya tidak perlu terlalu kaku. Variabel untuk zonasi hanya jarak. “Menurut saya ini boleh. Tapi bukan satu satunya. Tidak adil seorang anak tidak bisa memilih tempat tinggal divonis harus sekolah di daerah situ,” pungkasnya.
Dispendik Surabaya masih punya waktu sampai bulan April untuk mendiskusikan aturan baru PPDB ini dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (rpp/rud)
Buat apa lagi Ujian Nasional alias UN jika masuk sekolah ke jenjang berikutnya menggunakan sistem zonasi.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Bandingkan Sikap Prabowo dan Gibran soal PPDB Zonasi
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Mendikdasmen Belanja Masalah, Seluruh Guru di Indonesia Wajib Tahu, Ada soal Sertifikasi
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap Kebijakan PPDB, Tetap Sistem Zonasi?
- Gibran Bercerita tentang Suratnya yang Tidak Direspons Menteri
- Sukarelawan Prabowo-Gibran Usulkan Perluasan Zonasi Pendidikan hingga Tingkat Provinsi