Capital Inflow Harus ke Sektor Riil
Selasa, 16 November 2010 – 23:00 WIB
AKARTA—Berdasarkan data per Agustus 2010, jumlah dana asing yang masuk ke dalam negeri (capital inflow) tercatat mencapai Rp14,68 triliun. Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga Agustus 2010 mengalami kenaikan mencapai 22,5 persen menjadi 3.104,73 dari 2.534,36 pada akhir tahun 2009. Karena itulah kata Agus, pemerintah harus punya instrumen yang kuat untuk menstabilkan capital inflow. Salah satunya, mengarahkan capital inflow ke sektor-sektor riil masyarakat sebelum nantinya berubah menjadi capital outflow dimasa yang tak terduga.
Pada wartawan di Jakarta, Selasa (16/11), Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Agus Supriyanto mengatakan, besarnya capital inflow yang masuk ke tanah air, tidak bisa dicegah oleh pemerintah. Maka langkah antisipasi agar capital inflow semakin memperkuat perekonomian dalam negeri adalah dibuatnya instrumen yang benar untuk menstabilkan pasar.
‘’Karena prospek menanamkan saham di Indonesia semakin baik, maka menarik minat bagi investor untuk datang. Kita tidak bisa mencegah capital inflow. Yang perlu diantisipasi adalah mekanisme agar capital inflow ini nanti tidak berubah menjadi capital outflow yang bisa mengganggu pasar,’’ kata Agus.
Baca Juga:
AKARTA—Berdasarkan data per Agustus 2010, jumlah dana asing yang masuk ke dalam negeri (capital inflow) tercatat mencapai Rp14,68 triliun.
BERITA TERKAIT
- LRT Jabodebek Gelar Apel Peringatan Bulan K3 Nasional 2025
- Mantap, Parfum Asal Indonesia Tembus ke Pasar Negeri Sakura
- Maksimalkan Potensi Bisnis Digital, Padang Toto Adidaya Tawarkan Solusi Kreatif
- Moratorium Sawit Hasilkan Kontribusi Ekonomi Rp 28,9 Triliun Pada 2045
- Danantara Bakal jadi Pilar Baru Ekonomi Nasional
- Tolong Dicatat, Satu Juta Rumah yang Dibangun Qatar Bukan Buat Orang Kaya