Capres Jangan Hanya Pintar Obral Janji
jpnn.com - JAKARTA—Memilih presiden Indonesia yang mempunyai penduduk 200 juta lebih harus ekstra hati-hati. Perlu figur yang dikenal rakyat terutama akan komitmen, konsistensi memperjuangkan kesejahteraan rakyat dengan sungguh-sungguh. Penegasan tersebut disampaikan Ketua Fraksi PDIP DPR RI Tjahjo Kumolo, Senin (11/8).
"Presiden yang dipilih jangan cuma jago obral janji dan sebatas mampu memimpin. Tapi harus dilihat mampu tidak membawa masyarakat pada kesejahteraan," tegas Tjahjo.
Mengenai kriteria Capresnya harus berpendidikan tinggi, menurutnya, jangan terlalu dipaksakan. Katanya, ini bukan pemilihan rektor atau guru besar Perguruan Tinggi.
"Kalau rektor atau guru besar memang harus standarnya doktor dan profesor. Kan standarnya tidak bisa disamakan dengan Pilpres seperti permintaan presiden PKS yang katanya Capresnya harus bergelar PhD," tegasnya lagi.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Laode Ida, pengamat politih Yudi Latief, dan Siti Zuro dari LIPI mengatakan, bukan zamannya lagi memilih Capres yang populer. Tapi bagaimana figur Capresnya bisa bersentuhan langsung dengan daerah dan memajukan domestik yang basicnya ada di daerah juga.
Figur Capres juga tidak mengenal tua-muda karena paling utama bisa menyelesaikan masalah, harus asertif, strong leader, dan leadership. (esy)
JAKARTA—Memilih presiden Indonesia yang mempunyai penduduk 200 juta lebih harus ekstra hati-hati. Perlu figur yang dikenal rakyat terutama
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sambangi Kementerian ATR/BPN, LSM Pijar Keadilan Demokrasi & FPKMP Soroti Sengketa Tanah di Papua
- Lihat, 2 Menteri Kabinet Merah Putih Monitoring Pencemaran Sungai Ciujung di Banten
- Prabowo Lakukan Kunjungan Luar Negeri Perdana, Ini Agendanya
- PKN Akan Mengawal Program Prabowo yang Prorakyat
- Berdemonstrasi di Kedubes AS, Aktivis Tolak Campur Tangan Asing dalam PSN dan Urusan Papua
- Perekaman KTP Elektronik dan IKD Tertinggi, Kaltim Diganjar Penghargaan Kemendagri