Cara Ampuh Mengindari Impulsive Buying, Coba Investasi Obligasi dan Reksa Dana BRI

Lebih Boros
Sudah bukan rahasia lagi bahwa perilaku impulsive buying ini membuat pelakunya jadi lebih boros. Belanja yang dilakukan secara impulsif membuat mereka menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak perlu sehingga pengeluaran utama harus rela dikorbankan demi memuaskan keinginan sementara.
Barang Bertumpuk Tidak Terpakai
Dampak lainnya dari kebiasaan impulsive buying ini adalah membuat barang-barang yang dibeli menumpuk di rumah dan tidak terpakai. Karena, belanja dilakukan hanya atas dasar keinginan, maka barang-barang tersebut pun biasanya hanya terpakai sekali lalu setelah itu terbuang percuma atau bahkan menumpuk di rumah.
Rentan Terjebak Pinjaman
Seringkali kebiasaan impulsive buying juga menyebabkan sebagian orang harus terjebak pinjaman atau kredit. Hal ini karena ketidakmampuan secara finansial untuk mengimbangi pengeluaran yang ada.
Sulit Merencanakan Keuangan Masa Depan
Impulsive buying ini cenderung membuat pengeluaran menjadi lebih besar dari seharusnya. Tak jarang, alokasi yang digunakan untuk tabungan pun harus terpakai karena keinginan untuk membeli barang yang tidak bisa dibendung. Hal ini lah yang membuat pelaku impulsive buying sulit untuk merencanakan keuangan masa depannya.
Mencapai kemandirian finansial di masa depan hanya bisa dilakukan dengan perencanaan matang sejak usia muda lewat investasi obligasi dan reksa dana BRI
- Catat Tanggal Jakarta Lebaran Fair, Bakal Ada 450 Gerai Fashion hingga Otomotif
- BRI Life Catat Total APE Bancassurance Capai Rp 3,416 triliun
- Bank Mandiri Catat Pembukaan Akun Saham di Livin’ Investasi Melonjak 10 Kali Lipat
- KISI Asset Management Raih 5 Piagam Penghargaan
- Sambut Ramadan, BRI Finance Bantu Pembangunan Musala
- Pegadaian Jadi Pelopor Bank Emas, Dirut Pegadaian Bilang Begini