Cara Australia Atasi Kecurangan Rekapitulasi Suara Pemilu

Cara Australia Atasi Kecurangan Rekapitulasi Suara Pemilu
Cara Australia Atasi Kecurangan Rekapitulasi Suara Pemilu

Menurut UU Pemilu, KPU harus menyediakan alat tulis berupa pensil bagi pemilih di TPS. Namun pemilih yang ingin membawa alat tulis lain seperti pulpen, tidak dilarang.

KPU beralasan bahwa penggunaan pensil ini lebih murah, dan bisa dipakai berkali-kali (petugas KPPS sudah menyiapkan serutan pensil), dan bisa dipakai lagi untuk pemilu berikutnya.

Namun KPU tidak menyediakan alat penghapus - sehingga bukan hal aneh jika pemilih yang keliru menulis pilihannya akan meminta kertas suara baru.

Proses rekapitulasi

Masalah rekapitulasi atau penghitungan hasil pemungutan suara selalu menjadi titik paling krusial dalam pemilu dimana-mana, termasuk di Australia.

Begitu proses ini mulai dilaksanakan, ada petugas khusus yang sudah dilatih oleh KPU, yang diberi tugas memantau penghitungan dan memastikan keaslian seluruh surat suara.

Karena Pemilu di sini menganut sistem preferensi, maka proses penghitungannya jauh lebih rumit daripada sistem pemilu di Indonesia.

Karena pemilih memberikan suara dengan cara memberi nomor urut pada caleg-caleg yang ingin dipilihnya, maka yang pertama dihitung adalah seluruh suara caleg yang mendapatkan nomor 1 di kertas suara.

Jika ada caleg di suatu Dapil yang mendapatkan Nomor 1 lebih dari setengah total suara sah, maka yang bersangkutan langsung dinyatakan sebagai caleg terpilih di Dapil itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News