Cara Diena Haryana Melawan Bullying di Sekolah
Dirikan Komunitas Anak-Anak Korban dan Pelaku
Maklum, Abu adalah produk keluarga broken home. Sejak SMP (2006), dia minggat dari rumah dan memutuskan untuk tinggal di rumah singgah milik yayasan sosial Dilts Foundation. Yayasan tersebut memberikan pendidikan bagi anak-anak jalanan dan keluarga tidak mampu.
Saat itu, Abu kerap jadi korban bullying di sekolah. Dia sering diolok-olok karena tidak bisa mengucapkan huruf ’’R’’ dengan benar. Bahkan, tidak jarang dia mendapat kekerasan fisik dari kakak-kakak kelasnya.
’’Bullying yang mereka lakukan sudah ke fisik. Malakin (meminta uang) sampai nonjok. Biasa, kakak kelas pada belagu. Tapi, yang paling parah, saya dipaksa ikut tawuran sama SMP lain. Kalau nggak mau, ya dipukulin,’’ ungkap Abu.
Akibatnya, ketika menjadi senior dan memiliki adik kelas, dia memberikan perlakuan yang sama kepada adik kelas. Abu kerap memalak dan mengajak tawuran.
Beranjak SMA, kegemaran Abu mem-bully terus berlanjut. Mulai yang verbal hingga tindakan fisik. Namun, kebiasaan mem-bully itu berubah drastis setelah dia mengikuti training di Yayasan Sejiwa. Abu baru menyadari bahwa dampak bullying bisa sangat mengerikan. Dia pun merasa bersalah kepada orang-orang yang pernah di-bully-nya.
"Saya jadi paham apa itu bullying. Saya jadi kepikiran gimana nasib anak-anak yang pernah saya bully. Saya takut juga kalau mereka sampai depresi atau putus sekolah,’’ ujarnya.
Akhirnya, Abu bertobat. Dia tidak lagi memalak atau mengerjai teman-temannya. Bahkan, mahasiswa Stikom IMA Jakarta itu bersedia meminta maaf secara terbuka kepada para korban bullying-nya lewat tayangan televisi swasta.
"Tapi, waktu itu wajah saya di-blur karena usia saya masih di bawah 18 tahun,’’ katanya.
KASUS bullying atau intimidasi masih menjadi fenomena gunung es di dunia pendidikan. Tidak sedikit yang berujung kematian. Itulah yang meresahkan
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala