Cara Istana Memberi Sanksi ke Andi Taufan Dinilai Hanya Basa-basi
"Sejak awal saya melihat pembentukan staf khusus hanya menampung keberadaan kaum milenial. Seharusnya tidak dalam posisi staf khusus. Lagipula ini periode terakhir masa jabatan kedua dari Jokowi, aura Istana tidak sedang dalam kampanye," katanya.
Peraih penghargaan Sertificate of Merit 2014 dari WCO ini lebih lanjut menyatakan, tingkah pola Taufan di kala pandemi corona merebak, sangat berimbas negatif kepada keseriusan Jokowi dalam memerangi wabah covid-19.
"Akan lebih elok jika Taufan sendiri yang mundur. Klaim Amartha yang mengaku bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi juga harus diusut tuntas. Apakah pola kerja samanya dilakukan secara benar atau menggunakan jalur potong kompas," katanya.
Bagi mantan staf ahli bidang komunikasi di beberapa lembaga ini, keberadaan staf khusus juga sering melebihi porsi tugasnya. Fungsi juru bicara Istana kerap diambil.
"Tugas menteri juga sering diserobot karena pernyataan lintas bidang serta kali ini terbukti seorang staf khusus bisa mengeluarkan surat hingga ke camat-camat. Entah sudah berapa ratus atau ribu camat yang mendapat surat abal-abal itu," pungkas Ari. (gir/jpnn)
Ari Junaedi menilai, cara yang dilakukan Staf Khusus Presiden Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra, sangat tercela dan memalukan.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Yovie Widianto Jadi Staf Khusus Presiden, Begini Komentar Once Mekel
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19