Cara Kemal Jufri, Peraih Penghargaan World Press Photo, Berbagi kepada Sesama
Tergugah Berbagai Bencana Besar di Tanah Air
Rabu, 04 Juli 2012 – 00:24 WIB

LAPINDO : Wartawan Foto, Kemal Jufri, saat pameran foto bertajuk Aftermath di Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, 27 Mei 2012. Foto; Agus Wahyudi / JAWA POS
Buah kerja keras tersebut, foto-fotonya mendapat pengakuan internasional lewat sederet penghargaan. Misalnya, Newsweek Magazine Best Picture of the Year 1988 dan Time Magazine Best Picture of the Year 2005. Anugerah dari World Press Photo (WPP) 2011 lewat serial foto letusan Merapi 2010 juga menjadikan Kemal sebagai jurnalis foto pertama Indonesia yang memenangi penghargaan bergengsi tersebut.
Sebelum Kemal, memang ada dua pemenang World Press Photo dari Indonesia. Pertama, wartawan Jawa Pos Sholihuddin dan Tarmizi Harva dari kantor berita Reuters. Namun, Sholihuddin bukan jurnalis foto, melainkan reporter. Sementara itu, Tarmizi tidak masuk dalam deretan pemenang, namun mendapat penghargaan honorable mention.
"Dia (Kemal) selalu mencari angle berbeda, momen beragam, menjajaki setiap peluang, meski untuk satu subjek yang sama sampai dia merasa mendapatkan yang diinginkan," puji Oscar Motulloh seperti ditulis Rustikah Herlambang dalam blog-nya.
Tak heran kalau media-media ternama di dunia seperti Time, The New York Times, Business Week, Asiaweek, hingga Newsweek tertarik menyewa jasanya. Foto-foto letusan Merapi tersebut, misalnya, diawali penugasan oleh majalah Jerman, Stern.
Kemal Jufri berencana mencetak buku fotografi yang hasil penjualannya disumbangkan kepada para korban bencana. Bagi dia, karya jurnalis foto semestinya
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu